Jumat, 30 Agustus 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Linda Marketing Yang Menggairahkan


Linda Marketing Yang Menggairahkan
Perkenalkan namaku Roni (samaran). Aku adalah seorang WNI Keturunan yang berdomisili di kota D di pulau B. Umurku 30 tahun. Saat ini aku sudah mempunyai seorang istri tapi belum dikaruniai seorang anak. Aku dulu sangat suka bercinta dengan perempuan, tapi hanya terbatas pada orang yang aku kenal. Dan hanya hubungan ONE NIGHT STAND, alias cinta semalam. Salah satu pengalamanku ingin kubagikan pada para penggemar situs Rumah Seks. Dan kisah ini benar-benar aku alami. Akan aku coba menceritakannya

Cerita ini dimulai dari kepindahanku ke Kota D di pulau B dari Kota S di Pulau J pada tahun 1997. Waktu itu aku baru berumur 25 tahun. Karena alasan untuk mengisi kekosongan di cabang perusahaan, aku dipindah tugaskan. Saat itu aku bekerja di salah satu perusahaan garment terbesar di Indonesia. Dan tugasku adalah sebagai marketing yang tugasnya mengorder atau menawarkan barang baru ke toko-toko besar maupun kecil termasuk departement store seperti Matahari, dll.

Suatu hari aku menawarkan order ke sebuah dept store yang cukup populer di kota D tersebut. Untuk menemui bagian pembelian aku harus melewati bagian resepsionist terlebih dahulu. Pada hari itu aku terkejut karena yang menjaga bagian tersebut tidak kukenal (karena biasanya adalah orang lain). Orangnya cantik, berwajah oval, manis, berkulit kuning langsat dan sangat mulus. Bodinya yang sangat bahenol, pinggang yang ramping, berpantat besar, dengan payudara berukuran kira-kira 36C. Berambut hitam panjang. Siapapun lelaki yang melihatnya pasti(aku jamin) menelan ludah dengan sex appealnya yang tinggi dan sangat memikat itu.

“Selamat siang”, sapaku.

“Oh ya, selamat siang,” jawabnya dengan suara yang halus.

“Saya ingin bertemu dengan Bapak Andrie di bagian pembelian,”

Kataku selanjutnya sambil mataku memandang tanpa berkedip ke wajah cantik dan dadanya, kebetulan waktu itu dia memakai blazer dengan kaus dalam yang berleher sangat rendah sehingga saya bisa melihat belahan payudaranya yang besar itu.

“Baik tunggu sebentar,” jawabnya sambil tersenyum manis, kemudian dia menelepon bagian pembelian.

Sambil menunggu itu tidak henti-hentinya aku mencuri-curi pandang ke arahnya. Sementara dia, sepertinya merasa kuperhatikan, jadi sesekali tersenyum sambil menulis sesuatu di buku di hadapannya. Tak lama kemudian telepon berdering dan aku dipersilahkan masuk.

Setelah selesai urusan tersebut, aku keluar melewati meja resepsionist, dan kulihat cewek (sebut saja Ayu) seperti biasa menjaga meja tersebut.

“Hallo Yu,” sapaku.

“Eh, Pak Roni, dari tadi, Pak?” sahutnya.

“Iya. Ini sudah selesai order. Eh Yu, tadi yang jaga meja ini siapa sih?” tanyaku langsung.

Kami sudah cukup akrab karena keseringanku ke tempat ini.

“Oh, itu tadi Ibu Linda, Pak, Manager Marketing yang baru, kenapa sih? Kok nanya-nanya?” tanyanya sambil tersenyum.

Belum sempat kujawab, Si Cantik Linda muncul. Aku jadi sedikit salah tingkah. Apalagi..

“Bu, ini lho ditanyain sama Pak Roni,” Ayu langsung nyerocos sampai wajahku terasa panas.

Singkat cerita kami berkenalan dan saling memanggil nama karena kemudian kuketahui umurnya hanya terpaut setahun lebih tua dariku dan sudah menikah dengan orang yang usianya terpaut jauh darinya. Ayu sempat mengatakan kalau Linda baru saja berulang tahun. Dan sambil bercanda aku mengatakan kalau aku mau diajak makan-makan. Dan dia menyanggupinya.

Pertemuan kami selanjutnya hanya di sekitar pekerjaan dan ngobrol masalah-masalah ringan. Suatu hari, saat suaminya berdinas di Jakarta, aku diundang ke rumahnya. Setelah aku tanya alamatnya, malam harinya aku datang ke rumahnya. Aku disambutnya dengan memakai baju kaus tipis tanpa lengan dan celana yang super pendek, hingga lekuk tubuhnya terlihat jelas, apalagi belahan pantat di bawah celananya makin merangsangku. Kaget juga melihat penampilannya yang seseksi itu, walaupun dia terlihat memakai BH, tak urung membuat nafsu dan adik kecilku merinding. Di rumahnya saat itu hanya dia sendiri ditemani pembantunya yang lebih sering berada di dapur seperti saat itu.

Setelah sekian menit mengobrol, kami mulai saling mendekatkan diri. Sampai dadanya yang besar dan kenyal itu menyentuh dadaku. Dan mulai berpelukan dan saling mencium pipi, kemudian aku lanjutkan dengan mencium lehernya.

“Kamu ternyata nakal juga ya, Ron,” katanya sambil tertawa kecil saat saya ciumi leher jenjangnya.

“Habis kamu sangat menggairahkan dan menggemaskan,” jawabku sambil melancarkan serangan.

Aku berusaha menembus daerah dadanya, tapi ditepisnya. Dan katanya jangan nanti nggak enak, kan dia sudah menikah. Jadinya aku harus menahan nafsuku malam itu walaupun pada saat penisku sudah sangat keras aku sempat menggesek-gesekkan ke perutnya sambil kami berdiri berpelukan. Malam itu aku pulang dengan hampa dan menahan gejolak nafsuku. Sesampainya aku di rumah, aku langsung bermasturbasi sambil membayangkan bersetubuh dengannya.

Sejak hari itu, bila bertemu sikap kami biasa saja, hanya saling menyapa, bahkan kurasakan dia agak menjauhiku. Dan hal ini berlangsung cukup lama sampai kira-kira delapan bulan lamanya. Aku sudah hampir melupakan niatku untuk bercinta dengannya sampai suatu saat ada berita di pagerku (saat itu aku belum punya Hp) berupa undangan ke rumahnya untuk menepati janjinya waktu itu dia mengajakku makan merayakan ulang tahunnya. Aku telepon dia dan membuat janji (waktu itu suaminya bertugas ke luar kota).




Malam itu pkl.10.00 aku datang ke rumahnya. Kembali aku disambut dengan pakaian yang menggairahkan berupa kaus tipis tanpa lengan dan rok pendek yang memperlihatkan cetakan pantat dan celana dalamnya. Dari pengalamanku yang lalu aku tidak ingin ceroboh lagi.

“Kok sepi-sepi saja, Lin? Suamimu berapa hari tugas ke Jakarta?” tanyaku setelah beberapa lama berbasa-basi.

“Empat hari. Eh, mau minum, Ron?”tanyanya.

“Boleh,” jawabku.

“Aku tadi dapat pinjaman VCD dari temanku di kantor, dan aku belum nonton. Kamu sudah pernah nonton nggak?”

Tanyanya sambil meletakkan minuman dan kemudian melangkah ke almari dekat kursi tamu.

“Mana sih, aku lihat dulu judulnya,” jawabku.

Setelah diserahkannya, aku teliti ketiga VCD tersebut, dan aku agak terkejut karena salah satunya merupakan film mandari yang XX alias semi.

“Yang dua sudah nonton sih, juga yang mandarin ini, Cuma waktu itu belum selesai. Kamu pengen nonton yang mana? Kalau aku yang mandarin ini aja,” jawabku sambil berpikir untuk mencumbunya.

“Boleh aja, tapi VCD playernya ada di kamarku,”jawabnya.

Pikirku, wah kesempatan, nih. “Gak apa-apa kan, emangnya nggak boleh?” tanyaku memancing.

“Boleh sih, yuk, kita ke kamarku,” jawabnya sambil ngeloyor ke kamarnya di dekat ruang tamu.

Setibanya di dalam, kami berdua duduk manis di depan TV-nya sambil menonton. Lalu aku mencoba untuk melingkarkan tanganku ke pundaknya. Dia tidak bereaksi. Lalu aku makin berani untuk membelai kepala dan rambutnya yang panjang dan lembut. Dia Cuma tersenyum saja aku perlakukan demikian. Lalu kusibakkan rambut di sekitar lehernya dan aku cium perlahan sambil menjilatnya pelan.

“Ih, geli, Ron”katanya sambil bergidik.

“Tenang aja, kamu nikmati ya,”jawabku.

Aku mencumbunya dengan sangat pelan. Mulai dari lehernya, kemudian aku turun ke pangkal lengannya. Aku terus mencium dan menjilatinya perlahan sementara tanganku tetap membelai rambutnya dan yang satu membelai tangannya, tanpa aku berusaha untuk membuka pertahanannya yang manapun. Linda makin lama makin menggelinjang karena kegelian dan nafsunya yang perlahan mulai naik.

“Ron, aku matikan saja ya VCD-nya? Toh juga nggak ditonton, sekalian lampunya ya,”katanya sambil sedikit terengah.

“Oke,”jawabku.

Lalu dia mematikan VCD, TV, dan lampu kamar tersebut, sehingga situasi remang, dan hanya diterangi oleh lampu teras. Walau demikian aku masih bisa melihat jelas semuanya. Setelah itu aku kembali melanjutkan aksiku. Aku menciumi bibirnya sambil membuka bajunya, sehingga dia hanya memakai BH dan roknya. Kemudian setelah beberapa lama;

“Ron, kita buka aja semua yuk,” ajaknya.

“Ayuk,”jawabku, kemudian kami mulai melepas busana kami satu-satu sambil berdiri di tempat tidurnya.


Terpampanglah pemandangan indah di depanku. Linda yang tersenyum manis, dengan payudara berbentuk bulat sempurna dan terlihat sangat kenyal serta bentuk tubuh yang mirip gitar spanyol, ramping, pinggul yang besar, dan terutama daerah kemaluannya yang tidak terlalu lebat, namun terlihat berbulu sangat halus. Kemudian aku mulai mencium bibirnya lembut sekali. Kunikmati ciuman-ciuman itu. Kemudian aku mulai turun menciumi leher jenjangnya yang mulus sambil tangan kiriku mulai memainkan susunya yang kenyal dan mulai mengeras, meremas dan memutar-mutar putingnya, sementara tangan kananku meraba bagian pantatnya yang juga besar dan padat.

Setelah beberapa lama dia mulai bereaksi dengan membelai tubuhku dari punggung sampai kemudian berhenti di kemaluanku. Linda mulai membelai-belai adikku sambil mengocoknya perlahan. Wah, sensasinya sangat luar biasa.

“Ron, burungmu keras sekali,”katanya sambil mendesah.

Aku tidak menjawabnya karena sibuk mencumbunya. Kemudian perlahan-lahan aku rebahkan dia di tempat tidur. Dan aku mulai mencium dan menjilat turun dari bibir, leher sampai pada bagian susunya yang kuhisap dan kujilati perlahan. Aku menikmati susunya yang besar dan mulus banget. Aku jilatin daerah sekitar putingnya, sambil menyedot. Cukup lama aku menikmati susunya sambil aku remas-remas. Rasanya aku ingin menelan semuanya bulat-bulat. Linda menggelinjang sambil mengeluarkan suara erangan dan desisan dari mulutnya. Sambil menikmati cumbuanku, tangannya tak lepas dari penisku, membelainya lembut.

Perlahan aku makin turun sampai pada perutnya, kemudian ke selangkangannya. Aku mulai mencari daerah pribadinya yang ditumbuhi bulu-bulu yang hitam, lembut dan tidak terlalu lebat. Aku terus menjilati sampai pada kemaluannya. Linda makin menggelinjang dan mendesis.

“Oh..terus, Ron,..enak sekali..teruskan..,”desisnya.

Maka aku makin menjilati kemaluannya sampai pada klitorisnya, kurasakan tubuhnya makin menegang. Kuhisap lembut klitoris dan kemaluannya yang berbau khas, hingga makin menaikkan gairahku. Kemaluan itu makin lama makin basah, mengeluarkan lendir yang aku jilat sampai puas. Pahanya mulai bergerak menjepit kepalaku, sehingga aku merasakan kemulusannya membelai pipiku. Tak lupa aku juga sebentar-sebentar enjilat paha dan daerah di sekitar vaginanya itu. Kemudian aku sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa menjilati lubang anusnya. Sementara itu, tangannya bergerak-gerak menggapai kepalaku sambil menekan makin dalam. Kembali aku mainkan lidahku di lubang vaginanya itu, masuk dan keluar. Linda makin menggelinjang dan kurasakan badannya makin mengejang.

Setelah aku puas memainkan kemaluannya, aku memintanya ganti mencumbuku. Maka aku direbahkan dengan posisi dia di atasku. Linda mulai menciumiku dari bibir, leher, dan akhirnya ke susuku sambil tangannya membelai lembut penis dan testisku. Ciuman lembutnya sangat merangsangku sehingga adikku makin keras dan memanjang. (Oh ya, penisku tidak terlalu besar, tapi sangat kencang dan keras). Cukup lama dia menciumi daerah dadaku, kemudian dia semakin turun, dan tidak disangka (karena aku menikmati sambil memejamkan mata) dia mulai menjilat lembut kepala penisku. Aku sempat kaget karena tidak menyangka dia akan melakukannya.

Aku nikmati saja jilatan-jilatan lembutnya. Kemudian dia mulai mengulum penisku juga sangat lembut. Wah, rasa dan sensasinya sangat luar biasa. Aku bagai terbang tinggi ke awan. Tidak sampai di situ, dia juga menjilati testisku yang makin merangsangku. Cukup lama dia menjilati penisku, sampai ada sedikit cairan yang keluar dan dia menjilatinya sampai habis. Kemudian dia perlahan bangun dan duduk di atas penisku. Pelan-pelan dia menggesek-gesekkan vaginanya di atas penisku. Vaginanya yang lembut dan licin serasa memijit penisku yang keras.

“Oh,..enaknya..ss.ss.ss,”erangnya.

Tak lama kemudian tubuhnya terlihat mengejang dan roboh ke dadaku.

“Luar biasa, Ron, aku sampai bisa keluar,”bisiknya sambil terengah.

Kemudian kami bercumbu lagi, dan dia mengulangi hal yang sama sampai dua kali, dan dalam waktu singkat dia mengalami orgasme kembali, sementara aku belum merasa ingin keluar. Maka aku nikmati saja permainannya, sampai kemudian..

“Aku masukin ya adikku,”kataku.

“Ya, tapi pelan-pelan ya, “jawabnya.

Maka aku mulai memasukkan penisku ke lubang senggamanya perlahan sampai semuanya masuk. Kemudian aku mulai menggoyang perlahan-lahan, makin lama makin cepat. Sementara dia mengerang dan mengejang Di antara desahan dan deru napasnya aku makin mempercepat gerakanku, sampai akhirnya..

“Lin..aku..mau..kell..luar,” dan tersemburlah spermaku ke liangnya.

Kemudian aku lemas. Aku biarkan penisku berada di vaginanya beberapa lama sambil merasakan denyutan-denyutannya yang menggairahkanku.

Kami mengulangi permainan kami beberapa kali malam itu. Sampai waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi. Dan aku pulang dengan kepuasan dan sedikit penyesalan (maklum istri orang). Keesokan siang, aku kembali ke rumahnya, dan bercinta sampai malam. Kemudian kami pergi makan malam seperti yang dijanjikannya.

Setelah kejadian itu, kami bersikap biasa bila bertemu, karena kami tidak ingin orang lain tahu perbuatan kami.



Senin, 26 Agustus 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Kenangan Indah Di Kamar Tante Gua



Kenangan Indah Di Kamar Tante Gua



“Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.

“Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.

Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.

Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.

“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.

“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.

“Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.

“OK Tante” jawabku singkat.

“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.

“Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.

Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.

Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan. Bandarq online

Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.




“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.

Baca Juga > Cerita Sex Kusetubuhi Memek Mama Kawanku Penuh Gairah

Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.

“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.

“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.

“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.

“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.

“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.

“Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.

“Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.

“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.

“Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.

“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.

“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.

Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.

“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.

“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.


Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.

“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.

Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P

“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

“Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.

“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.

“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

“Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.

“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.

“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok. Agen Bola

“Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.

“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.

Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

“Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.

“Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

“Ahh..” kami berdua melenguh.

Baca Juga > Cerita Sex Ngentot Dengan Ibu Guru Yang Masih Perawan

Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.

Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”


Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.

“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.

“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

“Arghh.. tante aku nyampai”.

“Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.

Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.

“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.

“Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.

“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.

“Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku. Prediksi bola

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

TAMAT

Minggu, 25 Agustus 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Cerita Sex Tante Betty Menggodaku


Cerita Sex Tante Betty Menggodaku

Suasana rumah Tante Betty petang itu masih lengang. Hanya tampak satu sepeda motor milik Randy dan sebuah mobil Kijang terbaru yang baru saja memasuki garasi. Randy dan kakaknya, Susan, berlibur di rumah Tante Betty untuk mengisi liburan kenaikan kelas. Tante Betty sebagai wanita karier sering merasa kesepian karena ia belum bersuami. Ia sangat senang apabila ponakan-ponakannya berkunjung ke rumahnya, apalagi sampai menginap lama seperti yang dilakukan anak dari kakak pertama dan keduanya itu.

Susan baru saja pulang dari rumah Nina saat waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Melihat suasana rumah sedang kosong ia segera masuk kamar. Matanya tampak sembab menandakan ia baru saja menangis. Meskipun jauh-jauh hari Susan sudah merasakan perubahan sikap Ari, namun tetap saja kaget dengan keputusan kekasihnya itu untuk tidak meneruskan hubungan mereka lagi. Apalagi di telepon tadi, Ari yang mengatakan bahwa mereka tidak cocok seperti dibuat-buat saja. Tapi Susan juga bukan gadis yang lemah. Baginya, tidak ada alasan baginya untuk menjadi gadis yang cengeng diusianya yang telah menginjak delapan belas.

Pintu kamar Susan tiba-tiba saja terbuka. Kepala Randy muncul dari balik pintu sambil tersenyum.

?Baru datang, Kak??, tanya Randy sambil ngeloyor masuk meski kakaknya sedang berganti pakaian. Randy berjalan acuh tak acuh.

?Iya..?, jawab Susan singkat. Pikirannya masih sumpek dengan kejadian tadi siang. Segera saja direbahkan badannya di kasur setelah mengganti baju perginya dengan daster tipis.

?Kok, lesu gitu.., Kenapa??, Randy yang baru kelas dua SMP itu menghampiri Susan. Ia juga kemudian merebahkan badannya disamping kakaknya tersebut. Susan hanya diam saja seolah tidak mendengar pertanyaan adiknya. Matanya menerawang melihat langit-langit kamar. Randy pun akhirnya memperhatikan sepupunya tersebut. Susan memang benar-benar cantik. Kadang-kadang ia merasa lebih senang kalau Susan bukan saudaranya. Mungkin karena seringkali ia tanpa sadar mengagumi tubuh Susan. Entah mengapa akhir-akhir ini minatnya terhadap wanita begitu meningkat. Ia bahkan suka sekali melihat-lihat pose wanita di majalah kosmopolitan milik kakaknya itu. Biasanya ia jadi terangsang dan onani di kamar mandi.

?Sret..?, Sepersekian detik posisi tangan Susan bergerak memangku kepalanya sendiri dan tanpa ia sadari belahan baju di dadanya menjadi terbuka. Melihat hal demikian Randy jadi sedikit canggung. Ia kebingungan sekaligus menyukai pemandangan itu. Randy agak berdebar-debar ketika ia semakin jelas melihat lekuk buah dada kakaknya yang tampak ranum dan indah. Apalagi tampak tonjolan puting di balik daster tipis itu. Batang kon**lnya terasa sedikit mengeras.

Karena dorongan hasratnya, Randy memberanikan diri perlahan-lahan mendekati tubuh Susan. Ia merangkul pinggang kakaknya tersebut. Merasakan sentuhan di tubuhnya, membuat rasa sedih Susan semakin mendalam. Air matanya mulai keluar dan ia segera membalikkan badan membelakangi adiknya. Ia tidak mau menangis di hadapan Randy. Posisi demikian membuat Randy bisa merangkul Susan dengan leluasa dari belakang.

?Kamu cantik deh.., malam ini..?, ucap Randy tanpa sadar. Susan pun hanya diam saja. Yang ia butuhkan saat ini hanyalah ada orang yang menyayanginya.

Randy kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Susan. Gadis yang merasa sedang bersedih itu sedikit bergerak lebih mendekatkan badannya ke dalam pelukan Randy. Ia ingin ada orang yang menghiburnya disaat-saat seperti ini. Respon Susan ini membuat Randy berani menggerakan tangannya dengan lembut untuk menyentuh bagian bawah buah dada sepupunya. Susan hanya memejamkan mata saja. Posisi tubuh yang berhimpitan itu membuat pikiran Randy semakin tidak menentu. Apalagi batang kon**lnya yang berhimpitan dengan pantat Susan. Perlahan ia mulai meremas dengan halus buah dada sepupunya tersebut.

Susan pun dalam keadaan sedang sedih menjadi merasa sangat tenang karena adiknya seperti mengerti kesedihannya. Ia tahan terhadap seorang sepupu. Ia juga membiarkan telapak tangan Randy membelai-belai buah dadanya yang memang tidak memakai beha. Belaian Randy pada bagian tubuhnya yang sensitif tersebut membuat jantung Susan sedikit berdebar-debar. Tapi ia segera menganggap wajar sentuhan kasih sayang sepupunya tersebut.

Randy pun mulai berani menciumi bagian tengkuk leher Susan sambil memasukkan tangannya ke dalam daster Susan. Perasaan Susan menjadi sedikit tidak karuan. Ia mulai menyadari bahwa sentuhan sepupunya bukan lagi sentuhan kasih sayang, tapi di satu sisi ia amat menikmati sentuhan itu. Terutama remasan telapak tangan Randy terhadap puting susunya. Perasaan sedih yang sedang ia alami seperti berganti dengan keinginan untuk terus dibelai. Ia ingin menghentikan Randy, namun sentuhan itu membangkitkan perasaan lain dalam kesedihannya. Sentuhan-sentuhan halus itu membuat bulu tengkuknya berdiri. Buah dadanya pun menjadi agak mengeras oleh karena sentuhan dan remasan lembut tangan Randy.

?Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian?, akhirnya Susan berusaha menyudahi aktivitas itu.

?Ah, aku kan sayang sama kamu?, sahut Randy sambil sedikit ngos-ngosan. Ia masih saja merabai tubuh sepupunya.

?Engh, badanku jadi lemas semua nih?, tanpa sadar Susan berucap sambil setengah merengek. Kemaluannya bagian bawah pun mulai terasa hangat dan lembab.

Randy tidak menghiraukan perkataan sepupunya tersebut, ia masih terus meremas-remas payudara Susan. Malah ia mulai memasukkan satu tangannya ke dalam celana dalam sepupunya. Bulu-bulu halus di memek Susan pun terasa di telapak tangan Randy. Iapun menyentuh bibir memek sepupunya itu. Susan menggelinjang. Nafasnya mulai tidak terkontrol. Kesadarannya pun mulai hilang. Sekilas ia hanya menyadari bahwa ia sedang dicumbui oleh sepupunya sendiri. Memeknya sudah mulai berdenyut-denyut.

Randy secara lembut namun penuh nafsu mulai merebahkan tubuh Susan. kon**lnya seperti ingin membutuhkan sesuatu. Ditindihnya tubuh sepupunya dengan birahi yang mulai tidak terkontrol. Segera saja ia buka kancing daster sepupunya. Tampak dengan jelas kedua belah buah dada sepupunya yang indah itu dengan putingnya yang telah berdiri tegak. Ia langsung mengulumi puting buah dada sepupunya tersebut.

?Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh?, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya datang. Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya.

Randy akhirnya mulai tak sabar, ditariknya turun celana dalam sepupunya tersebut. Susan sudah benat-benar dikuasai nafsu. Ia tidak sadar ketika celana dalamnya terlepas. Randy pun segera memelorotkan celana pendeknya sendiri sampai batang kon**lnya terlihat tegak. Dikangkangkannya kedua kaki Susan dengan perlahan. kon**lnya segera ia arahkan ke dalam pangkal paha Susan. ?Sleep!?, Setengah detik kemudian kon**l Randy mulai memasuki liang memek Susan. Terasa hangat dan empuk. Sesaat Susan seperti tersadar apa yang sedang terjadi, namun kesadarannya langsung hilang ketika Randy mulai menggerakan pinggangnya naik turun.

Napas Randy semakin ngos-ngosan tatkala tubuhnya mulai bergerak menindih tubuh sepupunya yang mulus itu. Buah dada Susan bergoyang-goyang karena gerakan sodokan Randy terhadap tubuhnya. Semuanya seperti tidak dapat dihentikan begitu saja. Kesadaran Susan pun telah musnah berganti kebutuhan untuk dicumbui. Ia akhirnya juga merespon gerakkan yang dilakukan sepupunya tersebut. Memek Susan berdenyut-denyut ketika kon**l sepupunya terus bergerak dalam liang memeknya. Pinggangnya bergerak berputar-putar dan sambil merintih penuh rasa nikmat.

?Ran.., nghh enghhnak.., enghh terusshhsshh?, rintih Susan dalam kenikmatan.

Desahan Susan membuat nafsu Randy semakin menjadi-jadi. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa gadis yang sedang ia entot adalah kakak sepupunya sendiri. Konsentrasi Randy hanyalah pada gerakan tubuhnya yang maju mundur. Batang kon**lnya seperti dipijit-pijit di dalam lubang memek Susan. Ia semakin mempercepat gerakannya karena terasa sesuatu yang mendesak batang kon**lnya.

?Engghh.., yang.., engghh lebihhss kerassh..sshh?, Susan mendesah merasa saat itu dirinya telah membubung tinggi. Randy semakin mempercepat gerakannya. Bunyi kecepak-kecepuk menjadi semakin berirama. Randy merasa kon**lnya seperti akan meledak. Gerakannya kini telah menjadi hentakan-hentakan. Susan masih terus memeluk erat tubuh sepupunya sambil matanya terus terpejam.

?Esshh.., Ahh.., ahh..ampirr.., ashh?, Susan mendesah-desah. Ia merasa tubuhnya sudah hampir mencapai puncak. Gerakan tubuh keduanya menjadi sangat cepat.

Tiba-tiba Randy menghentakkan badannya dengan keras dan lama ke dalam tubuh sepupunya. Kedua tubuh itu tampak bergetar. Tangan Susan pun memeluk tubuh Randy tak kalah eratnya. Keduanya telah sampai dipuncak kenikmatan.





Adegan kedua sepupu itu tanpa disadari sebenarnya dilihat oleh Tante Betty dari balik pintu. Tante Betty benar-benar bingung dengan apa yang dilihatnya. Ia sebenarnya ingin segera memasuki kamar itu namun ia segera menyadari bahwa hal itu dapat memperburuk keadaan. Beberapa saat kemudian Tante Betty melihat keduanya tampak tertidur. Kedua ponakannya itu terkulai lemas dalam keadaan telanjang. Dengan perlahan ia memasuki kamar itu dan mendekati ranjang tempat dua ponakannya tertidur lelap.

Ia mulai menatap wajah kedua ponakannya dengan rasa galau. Mungkin karena aku terlalu sibuk sehingga hal ini sampai terjadi ucapnya dalam hati. Dengan perlahan ia mulai menaiki kasur dan mendekatkan badannya pada tubuh Susan. Dipeluknya gadis ponakannya itu dengan penuh rasa kasih sayang. Melihat tubuh gadisnya yang sintal dengan buah dada yang ranum membuatnya tersadar bahwa Susan memang mungkin sudah saatnya dewasa. Benar-benar kesalahanku, keluhnya.

Randy yang merasa ada orang datang mulai terbangun. Kelopak matanya terbuka perlahan dan tampak tantenya memakai daster biru membelakanginya. Lekuk tubuh tantenya tampak indah dalam keremangan kamar. Dalam keadaan setengah sadar, ia masih merasakan kenikmatan yang baru saja dilaluinya bersama Susan. Tak terasa beberapa saat kemaluannya menegang kembali.

Kebutuhan yang mulai mendesak itu membuat Randy mulai salah tingkah. Tiba-tiba saja ia ingin menyentuh tubuh tantenya yang berada di hadapannya. Apalagi lekuk tubuh tantenya terlihat sangat indah. Namun ia sangat takut apabila tantenya marah. Maka iapun berpura-pura tidur dan memejamkan mata. Dalam keadaan yang mulai birahi kembali Randy memutar otaknya agar dorongannya tersebut terpuaskan. Maka dengan pura-pura dalam keadaan tidur Randy menggerakan badannya untuk dapat memeluk tubuh tantenya.

Tante Betty yang merasa tubuh Randy bergerak segara membalikkan badan dan memeluk tubuh Randy. Buah dadanya yang hanya dibalut daster biru terasa menyentuh bagian muka Randy. Tante Betty pun mulai membelai kepala Randy dengan penuh kelembutan. Diperhatikan ponakan laki-lakinya dari atas kepala dan turun ke bawah. Pasti banyak yang naksir, ucap tante Betty dalam hati melihat kepolosan wajah ponakannya itu.

Tiba-tiba wajah Tante Betty memerah. Tak sengaja matanya menyapu kon**l Randy yang agak menegang. Ia berusaha menenangkan diri bahwa yang dihadapannya adalah keponakannya sendiri. Namun jantungnya semakin berdebar-debar. Apalagi diusia yang telah memasuki usia tiga puluh tahun ini ia belum pernah disentuh laki-laki. Kebutuhan seksualnya selama ini ia alihkan dengan menyibukkan diri pada pekerjaan. Sebagai wanita matang, selama ini ia belum pernah melihat tubuh laki-laki dewasa dalam keadaan telanjang. Tubuh Randy pun juga mulai mekar di usia enam belas tahun itu. Tiba-tiba kepala tante Betty terasa agak berkunang-kunang.

Tanpa sadar tangan Tante Betty mulai bergerak mendekati batang kon**l Randy. Dengan perlahan-lahan agar Randy tidak terbangun, Tante Betty mulai menyentuh batang kon**l Randy. Terasa hangat dan agak keras. Dibelai-belai batang kon**l itu dengan penuh kelembutan. Ia membayangkan andai saja batang kon**l itu mendesak-desak di lubang memeknya. Matanya mulai terpejam. Tanpa sadar tangannya yang sebelah meremas buah dadanya sendiri. Terasa ada cairan hangat mengalir di dalam kemaluannya. Mau tidak mau Tante Betty mengakui bahwa ia mulai terangsang setelah menyentuh batang kon**l Ponakannya.

Tiba-tiba saja tangan Randy bergerak. Rasa kaget itu membuat Tante Betty menghentikan sentuhannya. Ia memejamkan mata sambil berbaring dalam keadaan memeluk ponakannya. Harapannya adalah Randy menganggapnya tidur.

Merasakan apa yang baru saja dilakukan tantenya terhadap kon**lnya, Randy menjadi berani. Dibukanya ritsluiting atas daster tantenya. Tampak di depan matanya buah dada yang lebih besar dari kepunyaan Susan. Tampak pula tonjolan mungil puting Tante Betty yang berwarna merah kecoklat-coklatan. Randy sudah tidak sabar. Ia langsung mengulum puting susu tantenya yang sudah mulai menegang itu. Buah dada tantenya pun mulai terasa mengeras.

Tante Betty kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang dilakukan ponakannya itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante Betty. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar terjadi. Pasti bisa memalukan dirinya jika ponakannya melapor pada mamanya.

Akhirnya dengan pasrah, Tante Betty tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Randy pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Randy disertai gigitan kecil. Tante Betty pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.

?Ssshh..?, tanpa sadar Tante Betty mendesah penuh kenikmatan saat Randy mengulum puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.

Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Betty sambil terus mengulum puting serta meremas-remas tubuh Tante Betty. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.

?Enghh.., ahhng.., ahh.., nggssh?, Tante Betty mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh kemesraan.

Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam Tante Betty. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya membuat Randy semakin bernafsu. Diarahkan batang kon**lnya ke dalam selangkangan tante Betty.

?Sleep!?, Batang kon**lnya pun telah masuk ke dalam lubang memek tantenya. Tante Betty merasakan tubuhnya dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.

?Aahh.., esshh.., ahh?, Tante Betty mulai mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi pantat Randy untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Randy. Dilihatnya Randy dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Betty. Susan pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Randy memegangi paha Tante Betty dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.

Tanpa sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Betty. Tante Betty pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Randy sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.

?Eng.., ssh.., nikmat.., Ran?, desah Tante Betty sambil disela-sela ciumannya dengan Susan. kon**l Randy terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan kon**l Randy memasuki liang memek Tante Betty.

Susan semakin larut dengan permainan tante dan sepupunya itu. memeknya pun telah menjadi basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas buah dada tantenya.

?Enghss.., enghh.., terusshhin.., engshh?, Tante Betty semakin merasa terbang di awang-awang. Gerakan Randy membuat memeknya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Randy. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan maju-mundur Randy diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Betty. Aktivitas ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Betty semakin mempercepat goyangannya. Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Betty menegang dan memeknya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.

?Ran.., ganti aku aja.., Tante udah lemas tuh?, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuhi. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.

Randy pun menarik kon**l dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang kon**lnya itu ke arah lubang memek Susan yang telah mengangkang itu. ?Sleep!?, kon**lnya langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.

Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Randy menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik turun. Susan melingkarkan tangannya pada punggung Randy.

?Enghh terusshh.., Ran.., masukin terus.., enggsshh?, desah Susan sambil matanya masih terus terpejam. Dengan perlahan Randy menarik tubuh Susan agar duduk di atas pinggang Randy. Posisi ini semakin membuat kon**l Randy lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy memegangi pantat sepupunya itu. Susan juga merasa memeknya terisi lebih penuh oleh batang kon**l Randy.

Randy semakin merasa kon**lnya disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di atas tubuh Randy mulai menggerakkan badannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama. Randy semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.

?Enghh.., terus.., Ran.., Enghh enaahkk?, mata Susan terpejam dan bibirnya mendesah. Randy terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. memeknya terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan kon**l sepupunya itu.



?Lebihh kerashh.., enghh lagi?, Susan merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang.

Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti tidak pernah ada oleh Tante Betty. Saat makan pagi, tante Betty tampak berusaha bersikap santai.

?Ran, kamu mau kemana hari ini?, tanya Tante Betty sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya. Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem dan rok span abu-abu.

?Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru?, ucap Randy sambil berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan dengan Tante Betty mengingat apa yang dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante Betty lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.

?Kalau gitu ini buat beli novelnya?, ucap Tante Betty sambil menyodorkan dua lembar uang lima puluh ribuan. Randy pun mendongakan kepalanya sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante Betty mengangguk. Tanda ia harus menerima uang itu.

?Makasih ya, Tante?, ucap Randy sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Betty, Merekapun berangkulan erat.

Tiba-tiba Tante Betty berbisik?, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran?.

?Iya, Tante?. Kemaluan Randy terasa mengeras.

?Terus kalau Randy takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya?, ucap Tante Betty dengan nada datar. Ia tidak mau Randy menangkap keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas maksudnya.

Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya dan melihat wajah Tante Betty tampak agak memerah. Hasrat untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Betty. Pertama lembut namun kemudian semakin ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Betty sempat gelagapan dengan apa yang dilakukan oleh Randy. Ia tidak mengira Randy sudah berani terang-terangan. Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan membiarkan tangan Randy membuka kancing blusnya. Tangan Randy segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu terasa mengeras.

?Sudah, Ran. Tante mau ke kantor?, ucap Tante Betty sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Randy tidak peduli. Ia mulai menciumi leher tante Betty dengan lembut. Tangannya yang satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Betty terlihat. Tangan Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di balik celana dalam itu.

?Ash.., neghh, udah, Ran?, desah Tante Betty. Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir tante Betty. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana dalamnya.

?Udah, Ran dari belakang aja?, ucap Tante Betty sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.

Kesempatan itu tidak disia-siakan Randy. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang kon**lnya tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya kon**lnya ke memek Tante Betty. ?Slepp!?, kon**l Randy mulai memasuki lubang memek Tante Betty. Lututnya seperti hampir copot ketika kon**l itu masuk ke dalam lubang memek Tante Betty. Tante Betty juga segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.

?Eenghh.., nikmat, terusshh?, desah Tante Betty sambil memejamkan mata. Randy memegangi pinggang tantenya dan terus menyodok-nyodokan kon**lnya ke memek Tante Betty. kon**lnya terasa seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Betty yang ranum menggantung.

Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Betty sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Randy menyetubuhinya dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.

?Terusshh, Ran.., enakk?, desah Tante Betty.

Beberapa saat kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Betty namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil kon**lnya disorongkan secara mendalam ke lubang memek Tante Betty. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. ?Cret.., cret.., cret?, sperma Randy membasahi lubang memek Tante Betty. Ia kemudian menarik kon**lnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.

Tante Betty segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Betty pun mau tidak mau mulai mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun tak lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.

?Udah, ya Tante ke kantor dulu?, ucap Tante Betty sambil mendekati Randy. Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Betty segera beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Randy pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa. 

Sabtu, 24 Agustus 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Goyangan Maut Adik Mamaku


Goyangan Maut Adik Mamaku


Kejadian ini adalah sebagian dari kisah nyataku, yang terjadi kurang lebih 4 tahun yang lalu Terus terang, aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ‘jam terbangnya’ sudah tinggi, sehingga pandai dalam bercinta.Agen Domino 99 Terpercaya

Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.

Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.

“Hallo dengan Ivan?” suara merdu terdengar dari sana.
“Ya saya sendiri” jawabku.
Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.
“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.
“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.
“Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.

“Ivan?” katanya.
“Ya saya Ivan,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.
“OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.

Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Ivan khan? Kenalkan saya Donna” katanya lembut.
Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.
“Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.
“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.
“Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.

Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.
Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.
Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.
Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Donna.

Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.

BACA == Melayani sepupuku yang lagi Horny

“Van..” bisik Tante Donna di telingaku.
Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.

“Van.. mulailah sayang..” bisik Tante Donna, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Donna yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.

Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Donna yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.

“Apa yang dapat kau lakukan untukku Van..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.
Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Ivan lakukan.. Ivan akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.

Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Donna mengeluh lirih.
Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya.

Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Donna. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal.

Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya. Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Donna telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.

Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna.

Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.
“Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Donna. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.
“Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Ivan..” lirih Tante Donna.

Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.

“Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.
Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.
“Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.
“Okh Van.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.
“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.
“Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.
“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vann.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.

Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Donna merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.

Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.

“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vann.. ooh,” desah Tante Donna.
“Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.

Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Donna terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Vann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”
“Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Donna menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.




Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Donna. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Donna sedikit teriak.
“Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Donna.
“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.
“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna.

“Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.

Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Donna mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”
“Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.

“Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Donna,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.

Selasa, 20 Agustus 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Beruntungnya Aku, Mengetahui Ibuku Juga Menginginkan Dientot

Beruntungnya Aku, Mengetahui Ibuku Juga Menginginkan Dientot

 Namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakandan kualami, Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di Bandung,dan tinggal di rumah di kawasan sejuk dan elite di kawasan Bandung utara dengan ibu, adik dan pembantuku.

Sejak SMA aku dan adikku tinggal bersama nenekku di Bandung,sementara ibu dan ayahku tinggal di Surabaya karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Jawa Timur. Dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal diSurabaya, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Bandung karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir.

Saat itu aku baru lulus SMA dan sedang menunggu pengumuman hasil UMPTN di Bandung, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, memintaku untuk selalumenjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memangpandai sekali merawat tubuhnya dengan senam/aerobik dan renang,sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat sepertiwanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dandada yang masih terlihat padat dan berisi. Walaupun di wajahnya sudahterlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan, hinggakemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan.

Aku mulai memperhatikan ibuku, karena setiap kujemput dari tempatsenamnya, ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesaidan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaiansetelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengandandanan seksinya, otakku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuhibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaiansenam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masihpadat berisi.


Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, akutidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah akutanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna, danbilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangansenam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna, karena aku tidak mauibuku menunggu terlalu lama.

Saat sampai di sana, wow.. aku melihatibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanyamenutupi sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dadaperut dan sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi ituterlihat dengan jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saatibuku menghampiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar.

Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya, dan kemudian terlihatlahgoyangan pinggul ibuku saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian.Tanpa sadar kemaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Akuberani bertaruh pasti semua laki-laki akan terpesona dan terangsangsaat melihat ibuku dengan hanya memakai handuk yang dililitkan ditubuhnya.

Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yangduduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudaraibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombangatau polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan kaos oblong yang agakketat dan celana panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu,terbayang lagi saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi ditempat sauna.

“Bob.. kok kamu diem aja, dan kenapa celana kamu sayang..?” tanyaibuku mengagetkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku.
“Enggak Mi.. enggak,” jawabku gugup.

Kami pun sampai di rumah agak malam, karena aku telat menjemputibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya dan sebelumdia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam.Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur.

Malam itu aku tidak dapat tidur membayangkan tubuh ibuku, gilapikirku dalam hati, dia ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi.Aku mencoba onani untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak mintamasuk ke sarangnya. Gila pikirku lagi. Mau mencari cewek malam sih bisasaja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku.

Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju kamar ibuku dilantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saatitu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus merasakan tubuhibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamaribuku. Kuputar kenop pintunya, aku melihat ibuku tidur telentang sangatmenantang. Ibuku tidur hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendekyang longgar. Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diamsesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur denganposisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta inginkeluar dari celana pendek yang kupakai.

Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi. Dengan tangan bergetar akumembelai dan menelusuri paha ibuku, dan terus naik ke atas. Kemaluankusudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepitoleh celanaku. Aku kemudian membuka celanaku dan keluarlah “burungperkasa”-ku yang sudah sangat keras.

Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau iabangun, tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasantanganku ke payudara ibuku.

Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu, ibu terbangun.
“Bobi.. kamu.. apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang..” sahut ibuku dengan suara pelan.

Aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluanku masih kerasdan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur pikirku.Aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhiibuku, kemudian aku kabur atau dia membunuhku.

“Cukup Bobi.. hentikan sayang.. akh..” kata ibuku.

Tapi yang membuatku aneh, ibu sama sekali tidak menolak danberontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas, dan malahmendesah saat kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasaburungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, danternyata itu adalah paha ibuku yang mulus.

“Sayang kalau kamu mau.. bilang aja terus terang.. Mami mau kok..” kata ibuku di antara desahannya.

Aku kaget setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukanseperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku di lehernya, dan kemudianberlutut di sebelah ibuku yang masih berbaring. Batang kemaluanku sudahsangat keras, dan ternyata ibu sangat suka dengan ukuran batangkemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat batang kemaluanku yang sudahmaksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm.

Aku masih dengan gemas meremas payudara ibu yang montok dan masihterasa padat. Aku membuka kaos yang ibu pakai, dan kemudian sambilmeremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai. Dansatelah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat payudara ibu yangbesar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremaspayudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecilsaat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibudengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibusambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu agak memerah karenakuhisap.

Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas, karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan padat.
“Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini..” kata ibukusambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap danmemainkannya dengan lidahku.

Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Akumelihat CD yang ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium CD ibukutepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya. Dengan cepat kutarik CD ibudan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandanganyang sangat indah.

Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalulebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibukulebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan indah itu. Dan dengan nalurilaki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu.Kujilat klitoris ibuku yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengankuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekankepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalamselangkangannya.

Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibukumakin tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetardan kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakanada cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan akutahu ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibukuhingga kering. Ibu terlihat sangat lelah.

Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, “Sayang sini Mami isep kontolmu,”

Dan tanpa di komando dua kali, aku kemudian duduk di sebalah wajahibuku, dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungkuyang sudah sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku, tapi diatidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antaramulut ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja.

Aku sudah tidak tahan lagi, dan kemudian kudorong kepala ibuku dandengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. Dengan cepat danliar ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudahtidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidakdapat kulukiskan dengan kata-kata. Dan akhirnya aku sudah tidak tahanlagi dan, “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotkan di dalam mulutibuku.

Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, danmasih dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisaair maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dankemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibukutersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnyaberdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnyayang hangat.

Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batangkemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremasbatang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar,kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halusdan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibirlubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang.

“Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya..” kata ibuku pasrah.
Kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalamlubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasamakin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubangkemaluan ibu yang sudah basah. Dengan perasaan yang campur aduk,kudorong pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalamlubang kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batangkemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku.

Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubangkemaluan ibu seperti memijat batang kemaluanku. Gila.., meski akupernah ML dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmatdan luar biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulkunaik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyatdan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di ataskuhingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekalikenikmatan yang ibu berikan kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dangerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalamkenikmatan seks yang kurasakan sangat dasyat.

Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannyasemakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil kuhisap danmeremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuhibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan adacairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam didalam lubang kemaluan ibuku.

Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak.
Dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluanibuku, “Cret.. crett.. cret..” air maniku menghambur di dalam lubangkemaluan ibuku.
Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan.

Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu menciumbibirku dan berkata, “Sayang.. Mami lupa kalo Mami enggak pakekontrasepsi. Tadi Mami mau bilang kalo kamu orgasme biar di mulut Mamiaja.. tapi Mami kagok..”

Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masihmenindih tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku,aku memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasangkekasih. Kami pun tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkanitu.




Cerita Dewasa Menggairahkan | Melayani Sepupuku Yang Lagi Horny

Melayani Sepupuku Yang Lagi Horny


ini terjadi pada awal tahun 2016. Ini merupakan cerita dewasa asli. Pada saat aku masih kuliah di semester 2, ibuku sakit dan dirawat di kota Surabaya. Oh, iya aku tinggal di kota Lampung. Cukup jauh sih dari kota Surabaya. Karena ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Soalnya adik-adikku semua masih sekolah. Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi.

Sepupuku (selanjutnya aku panggil Melva) orangnya sih tidak terlalu cantik, tingginya sekitar 160 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak montok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku dianggapnya seperti kakak sendiri.

Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester. Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Melva. Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu malam, kami (aku, Melva, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Melva dan nonton bersamaku, rupanya Melva belum tidur juga.

Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami. Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya).


Eh, Melva itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).”

Terus aku jawab, “Eh.. kok tau..?”

Rupanya teman Melva yang pacaran itu suka cerita ke Melva kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai vagina teman Melva itu sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya masuk.

Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Melva nih ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu mau juga nggak..?”

Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih. Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?”

Ya kujawab saja, “Ya nggak tau lah, wong belum pernah. Gimana.., mau nggak..?”

Melva berkata, “Iya deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘vaginanya’ jadi sakit.”

“Iya deh..!” jawabku.

Kami berdua masih terus menonton film di TV. Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya. Kuselusupkan tangan kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Melva tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata memang sejak 5 hari lalu dia sedang menstruasi.

Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh vagina, dan terdengar suara desahan walau tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu.

Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesah. Kugosok-gosok bibir kemaluannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya.

“Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku.

Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeesshh” desahnya

Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?”

Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku.

Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Melva juga tampak meram serta mendesah keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Melva memegang rudalku. Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desahannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku. Sepertinya dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing.

Hari berikutnya, aku dan Melva siap-siap membuka warung, adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Melva di warung. Hari itu Melva jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya. Waktu itu dia memakai rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung.

“Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan.

“Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?” tanyaku.

“Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya.

Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Melva mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku terangsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak.

“Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya.

Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku masih normal…”

Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku. Kadang dia juga menggenggam kemaluanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku.

Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?”

Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, untung kami segera menghentikan kegiatan kami, kalo tidak, wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti. Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja.

Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang kejantananku. cerita sex nyata.

“Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku.

Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kemaluannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih.

“Eehhsstt… eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku.

Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang kemaluannya dan dia mendesah lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun.

“Kocokkannya lebih pelan dong..!” kataku yang merasa kocokkannya terhenti.

Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku.

Dan akhirnya, “Oh.., oohh.. oohh.. ohh…” rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki kananku.

Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan kutuntun Melva. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku, terus kusuruh agar tangannya waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku. Setelah 5 menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya.

Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu lagi. Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV. Melva datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa menyentuh kemaluannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut lagi. cerita sex nyata.

“Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku.

“Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?” katanya.

Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesah perlahan. Tangannya kini sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya membukanya, dan CD-ku juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut.

Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya..?). Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan dengan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya.

“Uhh.. esshh.. eesshh.. esshh…” begitu desahnya waktu kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya.

Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan belum melihat langsung bentuk kemaluan wMelva dari dekat. Paling-paling dari film xx yang pernah kutonton. Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Melva, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan leluasa dapat melihat liang kemaluannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha membuka bibir kemaluannya. cerita sex nyata.

Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshh.. uuhh..” desahannya tambah mengeras.

“Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku.

Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak.

“Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya..?” pancingku.

Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya. cerita sex nyata.

“Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?” tanyaku.

Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya.

“Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.”

“Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok daging itu (yang kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat menggenggam batang kemaluanku.

“Ahh. auu.. enakk Maass… eehh… aahh.. truuss Mass, terusiinn.. ohh..!”

Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu. cerita sex nyata.

Dan akhirnya, “Uhh.. uhh.. uuhh.. ahh.. aahh..” dia mencapai klimaks.

Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan.

Lalu kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!”

Cerita Sex Terpanas, Cerita Sex Indonesia, Cerita Sex Dengan Sepupu, Cerita Sex Kisah Nyata, Sepupu Yang Horny, Cerita Sex Dengan Saudara, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Hot

Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah mendesah-desah. cerita sex nyata.

Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan gerakanku dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu lebih mendominasi daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi.

Kutekan lagi dan, “Auuwww.. ehh ssaakkiitt..!”

Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras.

“Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya.

Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang menjerit, tapi tanpa suara.

Karena dia tetap diam, maka kulanjutkan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.”

“Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?” tanyaku.

“Uhh.. tadi sakiitt sich… uhh. geelii..” begitu katanya waktu anuku kugesek-gesekkan.

Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Melva tampak menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya Melva, wah rasanya sungguh nikmat. Aku belum mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama Melva, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di liang keperawanannya.

Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku. Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting buah dadanya dengan mulutku.

Cerita Sex Terpanas – Dia semakin bergelinjang sambil mendesah agak keras. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Melva berada di pantatku dan menekan dengan keras pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot.. crot..” air maniku tumpah di vaginanya. Serasa aku puas dan juga letih. Kami berdua bersimbah keringat. Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk membersihkan liang kemaluannya, sedangkan aku mencuci senjataku. Setelah itu kami kembali ke tempat semula.




Kulihat tidak ada noda darah di karpet tempat kami melakukan kejadian itu. Dan untung adik-adikku tidak bangun, sebab menurutku desahan dan suara dia agak keras. Lalu kumatikan TV-nya, dan kami berdua tidur di kamar masing-masing.

Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku telah memperawani sepupuku sendiri nich..!”

Sewaktu aku sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian itu), dia masih suka menelponku dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi. Aku jadi berpikir, wah gawat kalo gini. Aku jadi ingat bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang keperawanannya.

“Wah, bisa hamil nich anak..!” pikirku.

Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku. Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya lagi dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula.

Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar memang sepupuku yang agak horny. Tapi sampai saat ini kami tidak pernah melakukan perbuatan itu lagi.