Minggu, 27 Oktober 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Tante Muda yang Sering Ditinggal Suami

Tante Muda yang Sering Ditinggal Suami


Cerita Dewasa Menggairahkan | Ini bermula dari pertemuanku dengan satu orang wanita bernama Cika dalam suatu mall di Ibukota. Namaku Yanto, pekerjaan sehari-hariku sebagai satu orang mahasiswa, kebetulan hari itu saya tidak sedang ada agenda kuliah hingga saya putuskan untuk santai sekalian minum kopi. 

Sebab masih siang, mall yang kukunjungi masih sepi cuma kelihatan sebagian orang saja yang berlalu lalang. Sebab tujuanku ialah minum kopi di kafe favoritku, karena itu saya juga langsung meluncur ke tempat tujuanku. 

Saat asik berjalan sekalian melihat-lihat barang display, mendadak dari depanku terlihat satu orang wanita muda yang menurut taksiranku berumur seputar 30 tahunan, tetapi bentuk badannya benar-benar seimbang, tampilan modisnya yang digabungkan dengan kecantikan muka benar-benar mengundang perhatian siapa juga yang memandangnya.

Saya sempat bingung, wanita itu terlihat seperti akan menghampiriku, dibanding kelak disangka begitu over PD karena itu saya juga stay cool saja. Nyatanya perkiraanku tidak salah, wanita cantik itu berjalan ke arahku. Tercium aroma minyak wangi yang dia gunakan, benar-benar harum serta membuatku tidak berhasil konsentrasi untuk sesaat. 

“Mas, Pull and Bear samping mana ya? 

Meskipun sempat terkejut sebab dipanggil saat asik nikmati parfumnya, saya berupaya tenang serta tidak menunjukkan ekspresi kagetku. 

“Ada di lantai 3, Tante..” sebab toko yang diberi pertanyaan adalah favoritku tiap belanja pakaian, karena itu saya tahu sekali terletak. Kebetulan waktu itu tempat kami ada di lantai 1. 

“Bisa meminta tolong anterin gak, Mas..? Kebetulan saya cepat-cepat, dibanding nyari-nyari ..” 

“Hmmm.. Oke, Tan. Saya perlihatkan jalannya.” 

Sesudah perbincangan itu kami juga langsung bergerak serta ke arah toko yang disebut. Diperjalanan itu kami terlibat perbincangan panjang lebar, hingga kami juga sama-sama mengenal. Namanya Cika, serta bertempat aslinya dari Surabaya patut saja dia tidak tahu letak toko itu. 

Saat datang disana, saya juga punya niat untuk pergi serta meneruskan tujuanku. Tetapi saya ditahan serta dimintanya untuk temani belanja, kebetulan memang dia ingin beli baju untuk lelaki, jadi ia minta pendapatku. 

Seputar 20 menit kami di toko itu dari pilih baju sampai membayar di kasir. Kemudian dia mengajakku untuk menemaninya makan siang, saya juga menurut saja sebab tidak enak tinggalkan wanita cantik sendirian sebab dia tidak familiar dengan mall ini. 

Dibanding bingung cari tempat makan, saya merekomendasikannya untuk makan di kafe favoritku. Kebetulan tidak hanya makanan yang ditawarkan itu enak, harga yang berteman, tempatnya juga menyenangkan dan nyaman untuk begitu lama disana. 

Di kafe itu lah saya mengenalnya lebih jauh kembali, dahulunya ia adalah satu orang mode majalah serta putuskan untuk berhenti dari dunia itu sesudah menikah dengan satu orang entrepreneur. 

Sekarang suaminya sedang berkantor di luar negeri, telah 1 bulan lamanya, yang anehnya dia bercerita permasalahan penyakit disfungsi seksual yang dirasakan oleh suaminya, dalam hatiku sempat bingung. Mengapa wanita ini demikian terbuka dengan orang yang baru dikenalnya. Tetapi percakapan kami terus saja mengalir. 



Sesudah usai makan serta terlibat perbincangan di kafe, Cika mengajakku untuk main ke tempat tinggalnya. Saya juga menurut saja, sebab toh saya juga tidak ada aktivitas apapun ini hari. Mobil yang dikendarai ialah satu mobil sport elegan yang cuma sediakan 1 bangku penumpang saja, alias 2 pintu. 

Sebab hari itu saya sedang malas, kebetulan saya ke mall barusan menggunakan taksi online jadi saya turut naik mobil Cika waktu ke arah tempat tinggalnya. 

Tempat tinggalnya nyatanya benar-benar istimewa, bergaya minimalis. Benar-benar elegan menurutku bila disaksikan di luar. Tidak lama kami berhenti di muka pagar, hadir satu orang satpam membuka pagar itu buat kami. Sebelum sampai di tempat tinggalnya, barusan Cika telah memberi pesan kepadaku bila ada yang menanyakan, saya diminta akui jadi saudara suaminya. 

Sesudah mengenalkan diriku pada pembantunya, dia minta pembantunya itu untuk memasak akan malam buat kami. 

“Silahkan Yanto duduk dahulu, sesaat ya saya ubah pakaian.” tuturnya sambil meninggalkanku. 

“Tan, kamar kecilnya dimana ya?” tanyaku sebelum Cika pergi. 

“Sini, tante tunjukin.” tuturnya sekalian menggandeng tanganku.

“Itu kamar mandinya,” Dia mengatakan sekalian menunjuk mengarah kamar mandi yang disebut. 

Saya juga langsung ke arah yang disebut, saat akan tutup pintu mendadak Cika meredam dari arah luar serta menggodaku. 

“Jangan semakin lama lho..” 

Saat buang air kecil, saya lihat beberapa barang yang berada di dalam kamar mandi itu. Tanpa ada menyengaja saya lihat satu benda panjang berwarna pink di belakang botol shampoo. Saat kuperhatikan , nyatanya itu satu dildo. 

Mendadak Cika masuk ke kamar mandi, kebetulan pintunya memang tidak saya kunci. Telah terkejut sebab lihat dildo di kamar mandi itu kesempatan ini ditambahkan dikejutkan oleh pelukan Cika dari belakang tubuhku. 

Tangan kananku yang sedang menggenggam dildo itu digenggam olehnya sekalian tangan kanannya mendapatkan kemaluanku. 

“Itu mainan saya, Yan cocok kepengen.” Bisiknya di belakang telingaku. 

Saya diam sesaat, jantungku berdebar-debar. 

“Itu kalah enak sama yang asli, Yan.” desahnya manja. 

Tanpa ada permisi dia langsung menjilat sisi belakang telingaku, memunculkan rasa geli yang teramat benar-benar. Sekalian terus menciumi saya dari belakang dia mulai buka celanaku. 

“Jangan, Tan..” 

“Kenapa, Yan? Gak senang ya?” Tanyanya sekalian menjilat leher serta telingaku. 

“Yanto masih perjaka, Tan..” 

“Tidak apa-apa, Yan. Kelak tante ajarin. Ingin kan..? Turut Tante ke kamar saja agar lebih tenang..” 

Saya dituntun olehnya keluar kamar mandi demikian masuk kamar serta telah ada di dekat ranjangnya. Dia melihat ke arahku serta menciumku. Mulutnya mengkulum bibirku dengan liar serta lidahnya main-main di mulutku.

Tangannya masih berupaya buka celanaku. Saya pasrah saja sekalian mendekap badannya. Sesudah celanaku sukses dilepaskan, ciuman Cika berubah ke leher serta terus turun ke dada, perut sampai pada akhirnya kepala Cika ada pas di muka kemaluanku. 

“Enak, Tan rasa-rasanya.” kataku sekalian mendesah. 

“Berdiri terus ya, Yan..” perintahnya sekalian tersenyum nakal kepadaku. 

Saya juga mengikuti permohonannya. 

“Penis kamu enak sekali, Yan..” 

Ia langsung melahap kemaluanku serta mengocok-ngocok memakai mulutnya. 

“Aaah..” desahku yang sedang keenakan.” 

Gerakannya tidak cuma maju mundur, kadang penisku di tujukan ke kiri kanan waktu ada dalam mulutnya. 

“Aaaahhh, pelan-pelan mbak..” pintaku waktu hisapannya makin cepat. 

Ia tidak memperdulikan ucapanku serta melanjutkan kegiatannya. Hisap, terlepas, hisap, terlepas, terus-terusan sampai dia pada akhirnya merasakan pegal. 

“Penis kamu enak sekali Yan.” tuturnya sekalian mengelap bibirnya yang penuh lendir. 

Sorot matanya penuh nafsu, tunjukkan jika dianya waktu itu sedang bernafsu. 

“Udah lama sekali Cika gak bertemu beginian, Yan..” 

Dia kembali menjilati penisku disertai dengan permainan lidahnya ya hebat, sekalian berupaya buka kaosku, jilatannya menyebar sampai ke perutku. Saya juga tidak ingin diam saja, saya buka pakaiannya. Menyembul lah ke-2 payudaranya, kebetulan waktu itu dia tidak kenakan bra. 

“Diliatin saja, Yan..?” desahnya sekalian mengarahkan kepalaku ke payudaranya. 

Kesempatan ini tanpa ada menanti perintah seterusnya, selekasnya kusambar payudara itu dengan mulutku sekalian tanganku meremas-remas payudara yang satunya . 

Cika keenakan sampai duduk di ranjang, selanjutnya dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang tanpa ada kulepas benar-benar mulut serta tanganku dari payudaranya. 

“Aaah.. terus Yan.. sedot teruss, putingnya Yan.. Oooohh.. Aaaahh..” 

Hisapanku kadang-kadang kuselingi dengan gigitan halus pada putingnya. 

“Aaaaahh.. Terus Yan.. Enak. Aaaahhh..” Desahnya sekalian badannya menggelinjangkan 

Lihat Cika yang makin terlena nafsu, tanganku mulai ke arah kemaluannya yang waktu itu masih dibalut dengan celana dalam. Rupanya vagina Cika telah basah, tidak lama kumainkan di luar celana dalamnya. 

Tanganku mulai kumasukkan ke celana dalamnya, pada akhirnya sekarang saya mainkan vaginanya langsung tanpa ada terusik apa pun. Cairan kewanitaannya berasa benar sudah membasahi keseluruhnya vaginanya. 

Pinggul Cika turun naik waktu jariku bermain di vaginanya. Adegan ini juga makin menghangat waktu jariku sentuh klitorisnya, tubuhnya bergoyang hebat. Tangannya menggenggam tanganku memberikan instruksi supaya terus bermain di ruang itu. 

”Terus Yan. Disana enaaak.. Aaaaahhh..” Desahnya. 

Ciumanku kupindahkan ke wilayah lehernya yang sejak dari barusan terpajang jelas sebab Cika terus mendongak karena permainan jariku. 

“Yan, Tante uda gak tahan.. Aaah..” 

Dia membalik tempat kami, sekarang giliran diriku yang rebahan di atas ranjang. Sesudah saya dalam tempat terlentang, dia mengangkangi tubuhku serta mengarahkan kemaluannya ke wajahku, serta mulai buka celana dalamnya. 

Demikian terbuka, tercium jelas aroma wilayah kemaluannya itu yang membuatku makin terangsang. Terlihat vaginanya berlendir waktu itu. 

“Bau nya enak sekali Tante..” 

“Kalau senang jangan hanya disaksikan donk, jilatin nih..” dia mengatakan sekalian turunkan pinggul serta mengarahkan vaginanya ke mulutku. 

Tentunya saya langsung melakukan pekerjaan yang diberi kesempatan ini dengan sigap. Kujilati bibir vaginanya sekalian kadang-kadang lidahku menyelusup masuk dari antara bibir vaginanya itu, sampai pada akhirnya waktu kujilat klitorisnya. 

“Terus jilat Yan, itu disana.. aaaaahhh..aaahh.. jilatin Yan… ooohh..” desahnya sekalian menggenggam kepalaku serta menggoyahkan pinggulnya maju mundur sekalian kadang lakukan pergerakan berputar. 

Selang beberapa saat Cika mengubah tempat kami, dia kembali untuk rebahan saya juga ikuti gerakannya sekalian terus menjilati kemaluannya, sekarang posisiku telungkup di muka vaginanya. 

Tanganku memeluk ke dua pahanya yang mengangkang serta terus kujilati vaginanya dengan ganas, turun naik kiri kanan terus kusapu kemaluannya dengan lidahku. Cika terus menggelinjang serta menyentak-nyentakkan badannya setiap saat klitorisnya kujilati. 

Kupeluk erat ke dua pahanya itu supaya mulutku tidak lepas dari vaginanya, sesudah sesaat kuhisap serta kujilat klitorisnya Cika mengeluh serta mendesah hebat, pahanya dirapatkan sampai kepalaku terjepit oleh ke dua pahanya. 

“Aaaahh.. Ooooohh.. Aaaaahh.. Tante ingin keluaaaar.. Aaaaahh….” desahnya. 

Pada akhirnya Cika alami orgasme, berasa cairan hangat keluar dari vaginanya membasahi mulutku. Sesaat tubuhnya membentak serta menggeliat hebat. Untuk sekejap kubiarkan dianya nikmati klimaksnya. 

Sesudah usai nikmati orgasme, Cika bangun serta mengubah posisiku jadi sikap duduk. Tanpa ada dikasih aba-aba, dia langsung duduk menghadapku di atas pahaku. Dia mengusung kepalaku yang ada pas di muka payudaranya, sekalian menggenggam pipiku dia mulai menciumi bibirku yang masih basah dengan cairan kewanitaan. 


Kami berciuman dengan liar, Cika juga menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga vaginanya bergesekan dengan penisku. Sedang asyik-asyiknya berciuman, tangan Shella mendapatkan penisku serta mengarahkannya ke vagina Cika. Perlahan-lahan tetapi tentu penisku mulai melesak masuk ke vaginanya. 

Sesudah di rasa telah masuk, Cika mulai bergerak turun naik penisku keluar masuk dari vaginanya. Betul-betul kesenangan yang tidak bisa kugambarkan dengan beberapa kata untuk diterangkan . Selain itu di muka mataku terlihat payudara montoknya bergerak turun naik ikuti irama goyangannya. 

“Ooohh.. ooohhh.. Penis kamu enak sekali Yan.. aaaahhhh….” 

Saya tidak memberikan tanggapan apa pun pada racauannya itu, sebab saya sedang repot nikmati payudaranya. Kujilati putingnya dengan penuh nafsu. 

“Terus yan, jangan berhenti.. Aaaaaahhh.. Aaaahhh… Enaknya Yan.. Ooohhh…” 

Kadang saya menyentakkan pinggulku ke atas menyeimbangi pergerakan tubuhnya yang turun naik. Cika betul-betul nikmati tiap hentakan yang kulakukan. Cika makin liar, tubuhku mendadak di dorong olehnya sampai rebahan. Saya pasrah tidak berkapasitas seperti orang yang tengah diperkosa. 

Demikian saya rebahan, Cika meneruskan goyangannya, tetapi kesempatan ini semakin ganas. Maju mundur, turun naik serta terus-terusan tiada henti. Tanganku dicapai serta ditempatkan di payudaranya, kuremas-remas payudaranya. Kadang Cika kelihatan mendongakkan kepala ke atas sekalian bergoyang maju mundur. 

“Aaaahhhh…. AHhhhhh.. ooooohh.. Aaaahhhh..” desahnya semakin tidak karuan. 

15 menit lamanya saya digempur semacam itu, saya merasakan akan sampai klimaks. Vagina Cika berasa berkedut-kedut memijat penisku, hal itu mengisyaratkan dianya telah dekat sama klimaks. Vaginanya berasa makin basah, terdengar dari suara kecipak yang dibuat dalam tiap goyangan Cika. 

“Aaahhh.. Tantee.. Yanto ingin keluuaaarrr… Aaahhh” 

“Tante , yan… Aaaaahhh.. berbarengan yaaaa… ooohhhh…” 

Tangannya memeluk erat tubuhku. 

“Aaaaaahhhhh… Aaaaaaaaaahhhhh..” Desahnya panjang. 

“Tanteee keluaaar Yan…. Ooooohhh….” 

Ia mengeluh sekalian menghentak dengan liar. Penisku betul-betul berasa diperah oleh vaginanya yang menegang. Tidak lama berlalu, penisku berasa dialiri oleh cairan vaginanya yang keluar. 

“Tan,,Yanto ingin keluaaaar… Aaaahhhh..” 

“Keluarin di saja Yan…” 

Crooottt.. crooot.. crooot.. 

Pada akhirnya spermaku menyembur di vaginanya. Sekarang cairan kewanitaannya bersatu dengan spermaku, benar-benar membuahkan kehangatan untuk penisku serta vaginanya. 

Untuk sesaat kami berdua tidak keluarkan sepatah kata juga serta cuma terdengar suara nafas kami yang tidak karuan iramanya. Kami saling nikmati orgasme. Cika lemas sampai pada akhirnya rebahan selain diriku, terlihat spermaku mengalir keluar ke pahanya, tetapi hal tersebut tidak diacuhkan oleh Cika. 

Lihat dianya yang lemas, saya mengambil bantal serta menempatkan dibawah kepalanya. Kemudian kucium keningnya serta bibirnya kuberi kecupan mesra. Dia cuma tersenyum lihat perlakuanku padanya. Akhinya kami berdua tertidur, sebab capek dengan pertarungan kami baru saja. 


Jumat, 25 Oktober 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | NGENTOT DENGAN SAHABAT SENDIRI


Cerita Dewasa Menggairahkan | Kenalkan namaku Danu (samaran). Awal narasi ini waktu saya libur kuliah. Kegiatanku hanya di dalam rumah main game serta tonton, malas ingin keluar karena cuaca panas sekali, waktu saya asyik main game mendadak HPku ada notif WA dari teman pacarku serta kubuka WA nya

A: Saya
M: Mita

M: Danu kamu dimana, ngapain?
A: Saya di dalam rumah Mit, ada apakah?
M: Kamu repot gak? kalau gak saya ingin meminta tolong
A: Meminta tolong apa Mit?
M: Temenin saya jalan dapat gak, bosen sekali nih di dalam rumah.
A: Kapan Mit? Gak sibuk sich, hanya malas saja ingin keluar ditambah lagi panas gini
M: Idih kamu seperti anak gadis saja takut panas. Mari donk temenin saya please, saya jemput saat ini intinya gak pakai protes
A: Pemaksaan sekali sich, ya sudah kalau begitu saya siap2 dahulu
M: Okey bray…kamu emamng temanku yg paling baik…muah

Edan nih bocah pakai cium segala ucapku dalam hati.

Skip skip

  Tidak berapakah lama si Mita sudah sampai di dalam rumah serta saya juga telah usai siap2. Ia turun dari mobilnya serta langsung masuk ke rumahku nyamperin saya yang nunggu di ruangan tamu. Kulirik Mita yang memakai t-shirt ketat V neck warna merah dengan balutan jaket jeans serta celana jeans ketat warna yang sama membalut kulit putih mulusnya. Yang buat saya horny yakni sisi bokongnya yang nyembul sekali serta ukuran toketnya yang cocok gak besar gak kecil buat temenkuu satu ini kelihatan benar-benar seksi. “Gila…eksi sekali nih Mita rasa-rasanya ingin sekali kuentot” jataku dalam hati sekalian melamun. Serta mendadak kesadaranku kembali lagi cocok ia nepuk pundakku

M: Wow bengong…biasa saja kali liatnya, naksir ya? (tuturnya sekalian mainin mata serta nyolek pipiku)
A: Apaan sich kamu, naksir apaan yg ada mahal horrr…(saya langsung diam gak kulanjutin perkataanku)
M: Hahahaa…bisa kamu horny…aku anggap kamu gak senang sama cewek…hahahaa
A: Edan kamu, kalau kamu sudah ngrasain punyaku akan suka kamu…bisa2 kamu justru tidak sadarkan diri saya entotin hahahaa…
M: Gak yakin saya kalau kamu dapat untuk aku tidak sadarkan diri serta suka
A: Saya sich gak banyak janji sihm tetapi kalau kamu ingin bukti ya siap2 saja tidak sadarkan diri di ranjang…hahaha
M: Hahaha dapat saja kamu Dan…jadi takut saya hahahaha (kita sama2 ketawa)
M: Ya sudah yuk kita cabut
A: Emangnya kita ingin ke mana?
M: Sudah kamu ngikut saja gak perlu banyak bertanya
A: Iya iya
M: Nih kamu yg nyetir (sekalian melempar kunci mobilnya kearahku)
A: yaah kamu Mit, kamu kan yg ajak saya pergi
M: Repot sekali sich kamu, kamu cewek apa laki sich
A: Banci senang
M: Yeaaah kalau begitu hancur deh harapanku tidak sadarkan diri di ranjang…hahahaa

Dengar perkataan Mita tiba-tiba tongkolku mengeras, jadi horny sekali saya. Di perjalanan kita bercakap ngalor ngidul sekalian terkadang ia menggodaku dengan mengelus-elus pahaku. Saya juga membalasnya dengan mengelus-elus pahanya sekalian tertawa cekikikan di mobil. Sudah cukup jauh kita muter2 tak ada arah pada akhirnya saya kembali menanyakan kepadanya

BACA JUGA :   Tante Sombong Luluh Setelah Keenakan Ku Entot

A: Mita, sudah hampir 2 jam kita muter2, sebetulnya kamu ingin ke mana sich?
M: Saya gak tahu ingin ke mana hehehe…

Dengar jawabnya sederhana saya jadi sedikit kesal kepadanya lalu saya gelitikin pinggangnya untuk meluapkan kekesalanku. Serta tanpa ada menyengaja tanganku sentuh toketnya.

A: Eh maaf Mit gak menyengaja
M: Gapapa enjoy saja Danu hahahaaa…
M: Lagian saya dari barusan sudah horny sekali sama kamu, ditambah lagi cocok kamu katakan dapat untuk aku suka serta tidak sadarkan diri di ranjang (Paparnya)
A: Saya Mit, horny sama kamu waktu melihatmu pertama barusan di rumahku

Suara bicara Mita yg manja makin membuatku horny. Pada akhirnya kita putuskan mencari hotel yg paling dekat dengan tempat kita serta langsung check-in. Sesampainya di kamar hotel saya langsung didorong sama Mita ke kasur. Mita menindih badanku. Kita berdua ciuman berciuman serta sama-sama melumat dengan panasnya.

“Ssssttthhhh….hhhmmm….” desah Mita disela-sela ciuman. Lumayan lama kami berciuam sekalian sama-sama meraba di wilayah item badan kita.
“Sssstthhhh…aaahhhh…” desah Mita kembali. Lama-lama ciuman kami makin panas serta liar. Lidah kami sama-sama melilit serta sama-sama mengisap.

Ciumanku beralih mencari lehernya.
“Aaahhh…nikmat sekali ciuammu Danu…” desahnya nakal.
Ciumanku juga makin merambah turun ke bawah, kujilati perutnya sekalian buka jaket serta t-shirt yg ia gunakan. Sekarang terpajang jelas BH berwarna merah yg membungkus toketnya. Saya terus menciumi serta menjilati perut serta seputar pusarnya.

“Ssssthhh…aahhhh…udah Danuuu…aku gak tahaaaannn…” erangnya. Dengar desah serta erangan Mita nalauri binalku makin kenceng. Kuciumi ke-2 toketnya dengan berganti-gantian, kuteruskan dengan menjilat serta mengisap puting susunya yg berwarna coklat muda dengan penuh nafsu.

“Ooohhhh…aaahhhh…Danuuu…enak sekali sayaaang….” desahnya makin keras.

Selanjutnya Mita menyuruhku untuk duduk serta ia duduk dipangkuanku. Kami kembali berciuman dengan penuh nafsu. Mita selanjutnya hentikan ciumannya serta melepas pakaian yg saya gunakan. Sekarang saya tekanjang sisi atas. Ia menciumi dadaku sekalian kadang-kadang menjilati putingku. Edan rasa-rasanya benar2 nikmat. Lama-lama ciuam Mita turun ke bawah sampai di perut . Dibukanya celana serta CDku sampai pada akhirnya batang tongkolku kelihatan mengacungkan dengan gagahnya.

“Gila…besar sekali kontolmu Dan…” katanya terpana lihat begitu besarnya batang tongkolku. Tanpa ada basa basi ia langsung melahap batang tongkolku sampai kurasakan mengenai tenggorokannya.

Baru kali ini ada cewek yang dapat ngedeepthroat batang kontolku yg ukurannya 19 cm serta diameter 5 cm. Sekitar 15 menitan saya dibikin merem melek sama Mita dengan blowjobnya yang maha hebat sekali.



“Kuat bener nih kontol, walau sebenarnya segela jurus sudah saya keluarkan tetapi belum ngcrot juga” sebut Mita bingung. Saya hanya meliriknya sekalian tersenyum. Sekarang kubalikan tempatnya, ia ada diatasku. Kutarik celana jeans yg ia gunakan dan CD g-string nya yg berwarna merah. Terlihatlah memek yg sudah basah tetapi bersih serta wangi itu dihadapanku. Kuhirup dalam2 aroma memek itu. Perlahan mulai kuciumi selakangannya sampai pada akhirnya sampai pada bibir memeknya.

“Ayo Danu jilatin memekku puasin saya sayaaang…aaahhhh…” pintanya sambil mendesah.

Tanpa ada menanti diperintah 2x saya langsung menjilati memeknya dari mulai bibir memeknya kusedot2 sampai di bagian klitorisnya.
“Aaaaahhh Danuuuu….terus sayaaaang enak bangeeetttt….ooohhhh… sedot terus Daanuuuu…” desahnya sekalian tubuhnya menggelinjang meredam nikmat. Tidak itu saja dua jari tangaku juga turut ikut serta dalam lubang memek Mita. Kukocok perlahan-lahan memeknya dengan dua jariku sekalian kusedot serta kujilati klitorisnya.

“Oooohhh Danuuuu…hebat sekali kamuuu…aaahhhh…oooohh yeeessss….terus sayaaang saya ingin keluaaaarrr…aaahhhh” desahn untuk desahan keluar dari mulut Mita yg makin membuatku bergairah menjilati semua isi memeknya. Kocockan jariku makin kupercepat sekalian mulutku mengisap nyedot klitorisnya.

“Oooohhhh yeeessss….saya keluaaaarrrr….aaaaahhhhh…” teriak Mita. Badan Mita mengejang, pinggangnya terangkat keatas, tanganya kuat mengenggam kepalaku serta mendesak rapat memeknya sekalian matanya terpejam. Seputar 3menit Mita dirundung orgasme pertamanya.

“Nikmat sekali Serta, kamu hebat dapat untuk aku orgasme sedahsyat itu” sebut Mita memujiku.
“Sekarang giliranku yg akan untuk kamu orgasme dengan hebatnya” sebut Mita dengan raut muka yg benar-benar binal.
“Hahaha…ayo siapa takut” tantangku.
“Aku di atas ya…akan kupersambahkan goyanganku yg hebat buatmu” sebut Mita. Secara cepat saya mengambil tempat berbaring tidak sabar saya nikmati goyangan yg dijanjikan Mita padaku.

Ia langsung berdiri mengambil tempat pas di atas batang tongkolku yang dari barusan telah tegak prima, digesekkannya kepala tongkolku ke bibir memeknya. Dengan perlahan-lahan tetapi tentu diturunkannya tubuh ia serta batang tongkolku mulai membelah bibir memek yg basah, hangat serta sempit.

“Aaahhhhhh sempit sekali memekmu Mit…” desahku nikmati tiap centi dinding memek Mita.
“Gila manteb sekali kontolmu Serta, sampai mentok di memekku” sebut Mita.

Tongkolku telah masuk semua ke memek sempit Mita, matanya terpejam nikmati kontolku yang mentok dalam memeknya

“Tahan bentar ya Danu sayang, kontolmu mentok serta sesak sekali di memekku, ini kontol apa monster sich?” sebut Mita yang benar-benar nikmati kontolku di memeknya. Perlahan-lahan ia mulai menaik turunkan pinggulnya,

“Aaaahhhh….enak sekali kontlmu Danuuuu…penuh banget….” desah Mita.
“Memek kamu nikmat Mitaaaa….kontolku rasa-rasanya seperti diremas-remas…aaahh…paanaaas sekaliiii…aaaahhh…” rancuku.

Makin lama pergerakan pinggul Mita makin kencang serta cepat.

“Goyang terus Mitaaa… emmekmu sempit serta panaaasss….mengagumkan nikmatnyaaa…aahhh…” desahku semkin tidak teratur.
“Kamu nakal sekali Danuuu…aaahhh….kontolmu nikmat sayaaaang…..aaaaaahhhh…” teriak Mita. Rupanya ia sudah sampai klimaksnya untuk yg ke-2 kalinya.
“Goyang terus Mitaaaaa….aaaahhhh…aku keluaaarr Mitaaaa….ooohhh…” teriakku disertai dengan menyemburnya spermaku di memek Mita “Crooot…crooottt…crooottt…”

Kemudian tubuhnya ambruk di atasku, kucium bibir seksi yang keluarkan suara desahan-desahan nikmat barusan. Sesudah gelombang orgasmenya rendah.

“Nikmat sekali kontolmu Danu…Bisa buat saya keluar dua kali” puji Mita.
“Kan sudah saya katakan dari barusan, saya akan buat kamu pingsan…hahahaa…” jawabku dengan senyum nakal.
“Dasar nakal kamu…” katanya sekalian mencubit hidungku.
“Btw terima kasih ya Danu…aku senang sekali” paparnya.
“Iya sama2 Mita…aku sangat senang sekali” balasku.
“Kapan2 kalau perlu kontolku tinggal katakan saja ya, saya siap setiap saat memuaskanmu” ucapku menambahi.

Serta kita juga terbaring sekalian pejamkan mata nikmati tersisa pertarungan barusan



Rabu, 23 Oktober 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Gairah Ibu Dokter yg Menjanda

Gairah Ibu Dokter yg Menjanda

 Ditanganku waktu itu ada hasil kontrol USG yang tunjukkan gambar janin berusia 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebetulnya bukan untuk lihat janin ini tapi untuk mengecek perutku sebab beberapa minggu ini saya merasakan seringkali mual-mual serta tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa. 
Saya tidak menduga jalinan badanku dengan Ferry akan membuatku hamil secara cepat, walau sebenarnya jalinan tubuh pertamaku dengan Ferry baru mencapai bulan ke-3. Namaku Yunita, satu orang dokter di Bandung yang sedang ambil spesialisasi mata waktu narasi ini berlangsung. Umurku waktu itu seputar 36 tahun serta dengan status janda cerai dengan satu anak wanita ABG. 

Bekas suamiku dokter pakar penyakit dalam yang terakhir saya tahu punyai kelainan seks, yakni bisex (senang wanita serta lelaki). Hingga sebab tidak tahan pada akhirnya saya meminta cerai sesudah ayahku wafat. Perceraian serta kehilangan ayah membuat saya jadi bingung, ditambah lagi bagiku ayahku ialah segalanya. 

Kegamanganku itu rupanya bisa dibaca serta digunakan oleh dokter NL, satu orang dokter senior yang benar-benar dihormati di kotaku yang sekaligus juga jadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya ia pada akhirnya dapat membawaku ke ranjangnya tanpa ada banyak kesusahan. Affair kami awalannya berjalan cukup panas sebab kami punyai banyak peluang bersama dengan untuk mengerjakannya di mana saja kami ingin, seperti dalam tempat praktik, di rumah sakit, di dalam rumah dokter NL (waktu ada istrinya) serta di pesawat kecil (dokter NL ini ialah satu orang pilot). 

Sebab alasanku terkait dengannya untuk isi kekosongan figur satu orang ayah, karena itu saya sebelumnya tidak demikian perduli dengan kualitas hubungan seksual yang saya bisa yakni jarangnya saya mendapatkan orgasme. Jalinan kami inipun belum pernah membuatku sampai hamil meskipun kami seringkali mengerjakannya pada periode suburku tanpa ada pengaman. 

Sebab ketidaksamaan usia yang cukup jauh, pelan-pelan saya mulai ada rasa jemu setiap saat terkait tubuh dengan pembimbingku ini. Ditambah lagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh rekan-rekan kuliahku yang otomatis mulai menghalangi program spesialisasiku. Pada akhirnya dalam satu acara reuni kecil-kecilan SMAku, saya berjumpa dengan sahabat-sahabat lamaku, terhitung Ferry. 
Saya serta Ferry sebetulnya pada saat di SMA berteman benar-benar dekat hingga beberapa rekan memandang kami pacaran. Tetapi sesudah lulus SMA, Ferry pilih untuk berpacaran dengan sahabatku lainnya yang selanjutnya jadi istrinya. Jika awalnya saya seringkali terkait dengan istrinya Ferry, serta ke-2 anak kami berteman. 

Tetapi sesudah acara reuni itu, saya jadi seringkali bekomunikasi kembali dengan Ferry, baik melalui telephone atau SMS. Pada akhirnya Ferry jadi rekan curhatku, terhitung permasalahan affairku dengan dokter NL serta entahlah mengapa saya menceritakannya dengan detil sampai ke tiap insiden. Ferry ialah pendengar yang baik serta ia benar-benar belum pernah langsung menghakimi apa yang sudah kulakukan, khususnya sebab tahu benar latar belakangku. 

Komunikasiku dengan Ferry sejumlah besar sepengetahuan istrinya, meskipun detailnya cuma jadi rahasia kami berdua. Jika saya telah jemu teleponan, terkadang ia mengajakku berjalan-jalan untuk bercakap langsung hingga pelan-pelan saya bisa mulai lupakan afairku dengan dokter NL serta coba membina jalinan yang baru dengan beberapa lelaki yang diperkenalkan oleh teman-temanku. 

Sayangnya saya seringkali kurang merasakan sreg dengan mereka, khususnya sebab mereka tidak dapat pahami tentang jam kerja satu orang dokter yang sedang ambil kualiah spesialisnya. Kembali lagi jika ada permasalahan dengan rekan-rekan priaku ini saya sharing pada Ferry yang jadi anak satu orang dokter Ferry memang dapat juga mengerti kesulitanku dalam mengelola waktu dengan mereka. 
Sampai dalam satu siang saya ajak Ferry untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan digunakan jadi tempat reuni besar SMAku. Saya ingin meminta pendapat Ferry mengenai bagaimana penataan acaranya kelak sesuai dengan sarana yang ada disana. Seperti biasa selama jalan kita banyak bercakap serta bercanda, tetapi entahlah mengapa percakapan serta gurau kita berdua kesempatan ini seringkali menyentuh sekitar pengalaman serta fantasi dalam hubungan seksual semasing. 

Sesekali kita bercanda tentang “perabot” kita semasing serta apa yang menyukai dikerjakan dengan 
“perabot” itu waktu bersetubuh. Entahlah mengapa dari percakapan yang sebetulnya makin banyak bercandanya ini membuat saya mulai sedikit terangsang, putingku terkadang mengeras serta vaginaku mulai berasa sedikit berlendir. Waktu saya lirik celananya Ferry kelihatan lebih mencolok yang mungkin sebab penisnya berereksi. 
Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa jalinan tubuh di waktu dulu yang paling terkesan kenikmatannya. Tanpa ada berasa pada akhirnya kami sampai di dalam rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberikan beberapa pesan pada mamang penjaga rumah serta tukang kebun yang berada di sana untuk menyiapkan rumah itu sebelum pada akhirnya bawa Ferry berkeliling-keliling rumah. 


Seperti waktu SMA dahulu, percakapan kami terkadang diselingi dengan sama-sama bergandengan tangan, sama-sama peluk serta rangkul atau sebatas mengelus-elus kepala serta pipi. Sesudah usai berkeliling-keliling kami kembali pada ruangan tengah yang memiliki perapian yang biasa digunakan menghangatkan ruang dari udara malam Lembang yang cukup dingin. 
Disana Ferry kembali memeluk pinggangku dengan ke-2 tangannya dari depan hingga kami dalam tempat bertemu. Pelukannya itu saya balas dengan memeluk leher serta bahunya hingga kami kelihatan seperti pasangan yang sedang berdansa. 
“Mmmmpppphhhh ……” Ferry mendadak memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat serta lembut. 
Meskipun waktu itu saya betul-betul terkejut, tetapi entahlah mengapa saya merasakan suka sebab di cium oleh orang yang saya kira benar-benar dekat denganku. 
Dengan jantungku berdebar saya selanjutnya membulatkan tekad untuk membalas ciumannya hingga kami berciuman lumayan lama dengan diselingi permainan lidah mudah. 
“Ahhh…….” Tanpa ada sadar saya mendesah waktu ciuman pertama kami itu pada akhirnya selesai. Sekejap sesudah bibir kami terlepas, saya masih pejamkan mata dengan muka sedikit menengadah serta bibir yang 1/2 terbuka untuk nikmati sisa-sisa ciuman barusan yang masih demikian berasa olehku. Saya baru tersadar sesudah Ferry menyimpan telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka serta memandangku dengan lembut sekalian tersenyum.

Selanjutnya ia menarik kepalaku ke dadanya hingga saat ini kami sama-sama berangkulan dengan eratnya. Jantungku makin berdebar serta nafasku mulai tidak teratur, ciuman barusan sudah menghidupkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian lelaki. Tanpa ada menanti lama, saya ambil ide untuk meneruskan ciuman kami dengan memangut bibir Ferry terlebih dulu sesudah lakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya. 

Kesempatan ini saya inginkan ciuman yang lebih “panas” hingga tanpa ada sadar saya memangut bibirnya lebih agresif. Ferry langsung membalasnya lebih ganas serta agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku serta bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang terus-menerus serta berbalasan membuat badan kami berdua pada akhirnya kehilangan kesetimbangan sampai jatuh terduduk di atas sofa. 

Tangan Ferry mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih di luar pakaian kaosku tetapi selang beberapa saat tangannya telah masuk ke kaosku. Ke-2 cup-BHku telah dibuatnya terangkat ke atas hingga ke-2 buah dadaku dengan gampang dijangkaunya langsung. Jari-jarinya dengan benar-benar mahir dalam mendustai putting buah dadaku. 
Bibir Ferry memulai menciumi leher serta ke-2 kupingku hingga memunculkan rasa geli yang sangat benar-benar. Terus jelas dengan tindakan Ferry itu saya jadi benar-benar terangsang serta membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum semenjak putus dengan dosen pembimbingku praktis saya belum pernah tidur dengan lelaki lain. 

Saya waktu itu sangatlah mengharap Ferry selekasnya memintaku untuk bersetubuh dengannya atau tingkatkan agresifitasnya mengarah persetubuhan. Saya rasakan vaginaku sangatlah basah serta saya mulai susah berpikir jernih sebab dikontrol oleh berahi yang makin mencapai puncak. Sebaliknya Ferry terlihat masih merasakan cukup hanya mencium meremas buah dadaku saja yang membuat saya makin tersiksa sebab makin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri. 

“To, kamu ingin gak ML sama saya saat ini ?” Beberapa kata itu melaju demikian saja dengan mudah dari mulutku dimana dalam keadaan biasa benar-benar mustahil saya berani mengawalinya. Cukup dengan lihat Ferry menjawabnya dengan anggukan sekalian tersenyum, saya langsung meloncat dari sofa serta berdiri di depan Ferry sekalian melepas kaos atas serta BHku dengan tergesa-gesa. Lihat itu, Ferry membantuku dengan melepas kancing serta risleting celana jeansku hingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah. 

Ferry satu kali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai lepas sampai membuat tubuhku betul-betul telanjang bundar tanpa yang menutupi. Tanpa ada malu-malu, saya selanjutnya menubruk Ferry di sofa untuk selanjutnya duduk dipangkuannya dengan tempat ke-2 kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman dengan ganasnya sekalian ke-2 tangan Ferry mulai meraba-raba serta meremas-remas badan telanjangku samping bawah.. 
“Akkhhhhhh ….” Saya menjerit pendek waktu Ferry masukkan jari tangannya ke liang senggama dari vaginaku yang telah mengangkang di pangkuannya. Tanpa ada menanti lama mulut Ferry langsung juga menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kesenangan yang telah lama tidak kunikmati. Ferry makin agresif dengan masukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat pergerakan badanku makin liar. 
Gerakanku yang telah semakin tidak teratasi rupanya membuat Ferry kerepotan, lalu dengan perlahan-lahan ia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar dibawah sofa. Selanjutnya dengan tenang Ferry mulai buka pakaiannya satu-satu sekalian memperhatikan badan telanjangku didepannya yang menggelepar resah oleh berahiku yang sangatlah mencapai puncak. 
Lihat Ferry memandangiku semacam itu, ditambah dengan masih kenakan pakaian komplet, mendadak saya jadi benar-benar malu hingga saya capai bantal paling dekat untuk menutupi muka serta dadaku sedang pahaku saya merapatkan agar kemaluanku tidak kelihatan Ferry . Tidak lama kemudian saya rasakan Ferry buka pahaku lebar-lebar serta tanpa ada menanti semakin lama kurasakan penisnya mulai lakukan penetrasi. 

BLESSSSSS ……kurasakan penis Ferry melaju dengan mulus masuk liang senggamaku yang telah becek sampai hampir sentuh leher rahimku. 

“Uhhhhhhmmmm ….” Saya keluarkan suara lenguhan dari balik bantal nikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang telah saya mengenal lebih dari 20 tahun. 
“Katanya barusan ingin ngajak ML ….” Kata Ferry sekalian ambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sekalian tersenyum merayu. 
“Sok atuh diawali saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah sebab masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Ferry langsung memunculkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku. 


Ferry mengait ke-2 kakiku dengan tanganya hingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuat lebih bebas menggerakkan pinggulnya dalam lakukan penetrasi seterusnya. 
“Ferryoo…..ohhhh…ahhhhh….. sangat nikmat …Ferryoo….” Saya mulai meracau kesenangan. Ke-2 kakiku selanjutnya dipindah ke atas pundak Ferry hingga pinggulku lebih terangkat, sedang Ferry sendiri badannya saat ini jadi 1/2 berlutut. 
Tempat ini membuat sodokan penis Ferry makin banyak tentang sisi atas dinding liang senggamaku yang nyatanya datangkan kesenangan mengagumkan yang tidak pernah saya bisa dari lelaki yang pernah meniduriku awalnya. 
“Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” saya mulai meracau dengan pilihan bahasa yang tidak termonitor . Saya lihat tempat Ferry selanjutnya beralih dari berlutut jadi berjongkok hingga ia dapat mengayun penisnya lebih panjang serta lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Ferry. 

Ayunan penisnya yang panjang serta dalam seakan-akan tembus sampai ke rahimku dengan terus-terusan hingga kemudian saya mulai sampai orgasmeku. 
“Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus sebab guncangan badanku. Ferry memberi respon dengan kurangi kecepatan ayunan penisnya sekalian turunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Pada akhirnya gelombang orgasmeku hadir bergulung-gulung, bola mataku terangkat sekejap mengarah atas hingga tinggal putih matanya saja serta ke-2 tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri. 
Ferry memberi kecupan-kecupan kecil waktu nafasku masih terengah-engah sekalian masih memaju mundurkan dengan perlahan penisnya yang masih keras menanti saya siap kembali sebab ia sendiri belum sampai ejakulasi. Sesudah nafasku mulai teratur, saya peluk Ferry lalu kami berciuman dengan penuh hasrat serta kenikmatan untuk set ke satu ini. 



“Yunita, saya bisa meminta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku 
“Tentu saja sayang, kamu bisa meminta apa dari saya …” Saya menjawab sekalian tersenyum manis kepadanya. Ferry dengan berhati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, selanjutnya dengan pelan-pelan ia cabut penisnya dari vaginaku. 
“Uhhhhhhhh ….” Saya medesah sebab menganggap geli bersatu nikmat waktu penisnya dicabut. 
Saya lihat penis Ferry masih mengacungkan keras serta sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat kelihatan benar-benar basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang pas dibawah selangkanganku sangat basah oleh cairanku langsung mengalir ke karpet tanpa ada terhambat bulu-bulu kemaluanku. 

Vaginaku hanya berbulu sedikit seperti beberapa anak gadis yang baru ingin puber, itu juga cuma berada di sisi atas dekat perutku, hingga saya tak perlu repot mencukurnya. 
“Ayo Lan, balikkan badan kamu” Pinta Ferry padaku Sesudah sukses mengankat tubuhku sediri, saya lalu mengubah tubuh untuk ambil tempat menungging jadi persiapan lakukan persetubuhan doggy model sesuai dengan permohonannya barusan. 
Saya rasakan Ferry medekat sebab penisnya telah berasa melekat di belahan pantatku dekat liang anus. Tempat ke-2 kakiku ia betulkan sedikit untuk mempermudahnya lakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali ke-2 penisnya masuk ke liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Saya melenguh dengan kerasnya ikuti masuknya penis itu. 
Kurasakan penis Ferry mulai bergerak maju mundur, bukan karena hanya pergerakan pinggulnya saja dan juga sebab dengan tangannya Ferry menarik serta menggerakkan pinggulku sesuai arah pergerakan penisnya ia hingga saya seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya. 

“Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Saya terus menerus mengeluh kesenangan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Ferry. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Saya mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … mendadak kudengar suara pintu yang dibuka. 

“Neng Yunita … ada apakah Neng ?” Saya dengar suara penjaga rumahku menanyakan dengan suara grogi. Rupanya ia dikejutkan waktu dengar lolonganku barusan yang membawanya hadir kesini, tetapi pada akhirnya jadi lebih terkejut sesudah lihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya. 
juga siapa yang menduga kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruangan keluarga yang terbuka serta masih ada yang tinggal di rumah yang lain. 

“Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Yunita nih …” Kudengar Ferry menjawab dengan tenang tanpa suara terkejut atau grogi seakan-akan tidak berlangsung apa-apa, serta tanpa ada hentikan pompaan penisnya. Cuma kecepatannya saja dikurangi hingga tidak ada bunyi-bunyian ramai yang datang dari beradunya kemaluan-kemaluan kami 
“Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Saya tidak dapat meredam erangan nikmatku meskipun saya benar-benar terkejut ketahuan sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang telah megenalku semenjak kecil 
“Aa..aduh punten Neng Yunita … punten Agan … Mamang tidak paham Agan-agan sedang repot ini, Mamang barusan takut ada apa-apa denger suara Neng Yunita seperti menjerit” Sambungnya dengan muka pucat sesudah sadar apa yang dilihatnya. 
“Ya telah pak, Neng Yunita gak apa-apa kok” Kudengar jawaban Ferry “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Saya coba membantu menjawab tanpa ada lihat ke arahnya tetapi justru jadi bersatu desahan sebab saya betul-betul sedang dalam kendali kesenangan dari pergerakan penis Ferry.

“Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah ingin ke belakang lagi” kata Mamang sebelum selanjutnya berlalu lenyap dibalik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Ferry kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh 
“Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Saya kembali menjerit-jerit serta bahkan bisa saja lebih keras dari mulanya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir , beberapa ada mengalir turun melalui ke-2 pahaku beberapa ada yang naik lewat belahan pantatku sebab terpompa oleh penis Ferry. 
Ketahuan oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang mencekam, tetapi sekaligus juga membuat saya makin terangsang sesudah lihat sendiri Ferry dapat menanganinya dengan tenang. 
“Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Ferryo….geliii …“ Teriakku waktu jari-jari Ferry mulai mendustai liang duburku yang sudah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh …. 

Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku saat Ferry justru masukkan jari tangannya ke liang duburku sesudah dilumasi cairan vaginaku terlebih dulu. Karena sangat sakitnya saya sampai coba mengulurkan tangan kananku mengarah duburku untuk menangkis tangannya tetapi gagal. 
Tetapi seperti waktu pertama-tama vaginaku diperawani oleh bekas suamiku dahulu, rasa sakit itu semakin lama hilang serta bertukar jadi rasa nikmat yang benar-benar berlainan. Meskipun tidak senikmat penis Ferry yang berada di liang senggamaku, tetapi penambahan pergerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku makin bergairah. Mendadak kurasakan pergerakan Ferry jadi tidak teratur , penisnya seperti berdenyut-denyut di liang senggamaku sedang nafasnya seperti ditahan-tahan. 
Mungkin Ferry akan ejakulasi ? Pikirkan hal tersebut, saya jadi lebih bergairah ke arah orgasmeku yang ke-2. 
“Lan… Yunita…sepertinya saya akan keluarrrr …. 

“ Kata Ferry dengan sedikit ketahan 
“T…ttung…ggguu sesaat To …. Yunita sss … telah …hhhaampir dapppatt lagi” Saya mengharap dapat orgasme berbarengan saat Ferry ejakulasi, waktu itu tangan kananku telah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri. 
“Ahhhhh …” saya menjerit ketahan waktu Ferry mencabut tangannya dari liang duburku Ferry saat ini menggunakan ke-2 tangannya itu untuk meredam pinggulku sekalian menekan-nekankan penisnya yang berdenyut semakin kencang. 
“Yunitaaaa …ga dapat saya tahan …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Ferry mengeluh ketahan waktu ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… saya rasakan ada 3x semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil. 
Semburan air mani yang hangat pada akhirnya membuat saya selekasnya memperoleh orgasmeku yang ke-2. 

“Ferryoo…. Sangat nikmat ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. betul-betul kamu nikmat” saya mulai meracau dengan suara perlahan sebab sangatlah lemas. Meskipun penis Ferry masih berasa keras sesudah ejakulasi, badanku telah begitu lemas untuk dapat meredam tubuhku sendiri dalam tempat menungging. Saya pasrah saja saat Ferry mengubah badanku tanpa ada melepas penisnya dari tubuhku. 
Meskipun kami bersetubuh lumayan lama, tetapi sedikit keringat yang keluar karena udara Lembang yang cukup sejuk, tetapi saya lihat badan Ferry masih cukup berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami selanjutnya berciuman serta berangkulan dengan mesra, belum pernah terbersit dalam pikiranku sampai pagi barusan sebelum pergi kesini jika saya akan bersetubuh dengan teman dekat dekatku sendiri. 
Tetapi saya hampir tidak ada rasa menyesal sudah mengerjakannya, walau sebenarnya waktu saya pertama-tama disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Yunita, kamu dapat menikmatinya sayang ?” Ferry berbisik di telingaku 
“Enak sekali To, baru kesempatan ini saya rasakan nikmat yang mengagumkan ” Jawabku dengan lembut 
“ Terima kasih ya To” Ferry membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di lain sisi saya rasakan Ferry mulai menggerakkan penisnya maju mundur meskipun masih dengan perlahan-lahan. 

Waktu itu saya sangatlah kecapekan dengan persetubuhan dua set barusan hingga tidak siap untuk meneruskan ke set selanjutnya. 
“To, saya sudah kecapean saat ini … jika kamu masih ingin , kita teruskan sesudah saya istirahat sesaat. Bisa kan ya sayang ?” Saya coba menampik Ferry meneruskan tujuannya dengan sehalus mungkin. 
Ferry rupanya dapat pahami serta hentikan pergerakan penisnya, jadi alternatifnya saya lakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Ferry yang masih keras saja sampai saat ini meskipun telah berejakulasi. Ia keliatannya benar-benar menikmatinya hingga kemudian berejakulasi meskipun semprotannya tambah lebih lemah serta lebih sedikit dari yang pertama. 
“Uuuuuuuuhhhhhh ….” Saya kembali melenguh waktu Ferry menarik penisnya yang mulai melunak. Kami selanjutnya meneruskan percakapan kami tanpa ada kenakan pakaian dahulu, tetapi saya masih tutup badanku dengan selimut yang disiapkan dekat perapian sebab walaupun begitu saya masih sedikit ada perasaan risi bertelanjang bundar di muka teman dekat laki-lakiku. 

Ferry nyatanya benar-benar terkejut waktu tahu saya tidak menggunakan kontrasepsi serta benar-benar menyesal telah keluarkan spermanya di tubuhku. Saya coba tenangkan dianya jika akulah yang inginkan ia berejakulasi di tubuhku, juga sampai kini baik bekas suamiku atau dosen pembimbingku tetap mengeluarkannya di serta saya cuma dapat hamil di tahun pertama pernikahan kami. Saya katakan jika baru dengan Ferry saya dapat 2x alami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai saya merasakan kelelahan, walau sebenarnya awalnya cuma terkadang saja dapat sampai orgasme. 

Ferry katakan jika ia tetap berupaya memprioritaskan pasangan-pasangannya mendapatkan orgasme lebih dulu, minimum sekali, sebelum ia berejakulasi. Waktu saya balik bertanya memangnya pernah meniduri berapakah wanita, ia cuma nyengir saja. Sesaat ada perasaan cemburu tahu jika saya bukan wanita hanya satu tidak hanya istrinya yang ia tiduri, tetapi saya berupaya redam perasaan itu sebab arah jalinan kami bukan semacam itu. Ferry selanjutnya memintaku untuk bersedia lakukan macam jalinan anal dengannya, saya sempat terkejut serta menampik permohonannya. 
Ditambah lagi jika mengingat sakitnya liang duburku waktu ia masukkan jari tangannya, ditambah lagi jika penisnya yang besar serta keras itu ? Tetapi waktu saya lihat pandangan memohonnya, hatiku jadi luluh serta katakan ke ia jika saya tidak ingin sering-sering mengerjakannya sebab takut bentuk anusku beralih mencolok. Kami selanjutnya sempat tertawa-tawa waktu mengulas mengenai momen tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh dengan cara langsung karena lolongan serta jeritan erotisku. 





Sabtu, 19 Oktober 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Tante Sombong Luluh Setelah Keenakan Ku Entot

Tante Sombong Luluh Setelah Keenakan Ku Entot


 Udara pagi hari ini berasa sejuk sekali, seolah menyongsong baik datangnya hari Minggu ini, Secerah muka tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Walau terlihat angkuh, tetapi kecantikan mukanya tidak bisa disembunyikan..

Saya barusan usai mandi serta punya niat ngeteh diteras rumah sekalian mnghirup udara pagi yg fresh. Namun mataku lihat tante Ivone tengah asik nikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan style ala petani bunga Cibodas, tante Ivone terlihat srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa ada berpaling dari rumpunan bunga. ” Ingin saya buatkan minum nda tan!? ” tanyaku 1/2 tawarkan layanan. ” Nda perlu!! ” jawabnya sambil membelakangiku. Saya tidak lihat tante Rita, Hendri atau Nita pagi hari ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.

Saya kmbali mmperhatikan tante Ivone yg mmblakangiku. Dari mulai betisnya yg putih mulus mskipun terlihat kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya walau trbalut clana pendek, tetapi trlihat jelas lekukannya. ” Coba ia dapat saya tiduri sperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tau-tau kulihat badan tante Ivone trhuyung lemah ingin trsungkur. Secara cepat saya mloncat serta mmegangi tubuhnya yg hampir trsungkur itu, mninggalkan tersisa lamunan cabulku.

Kurangkul tubuhnya yg mulus serta trlihat lemas sekali. “Ga papah kan tan??” tanyaku penuh rasa cemas, sraya mmapah badan tante Ivone. “Kpalaku trasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya sudah, istirahat saja didalam” saranku sekalian terus memapahnya ke rumah. “Akhirnya saya dapat mrangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sjuta kebahagian dihatiku karena dapat mrangkul badan si angkuh trsebut. 

Stelah brada di dalam rumah, dengan perlahan-lahan kududukan tante Ivone disofa ruangan tamu. Dengan mnarik nafas tante Ivone duduk serta brsandar pada sandaran sofa. Stelah itu saya mengambil langkah mninggalkannya sendiri. Tidak brapa lama saya kembali dngn sgelas air hangat serta mnghampiri tante Ivone yg tengah brsandar disandaran sofa. “Minum dahulu tan, agar lebih enak!” ujarku sekalian mnyerahkan gelas brisi air hangat yg kubawa. Tante Ivone juga mminum air hngt yg kuberikan. “Makasih ya Fad” katanya lemah sekalian mletakan gelas dimeja yg ada didepannya.

“Kpalanya masih pusing gak tan!?” tanyaku. Tante Ivone cuma mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin gak!?” tanyaku . “E, em” jawab tante Ivone prlahan seolah tengah mnahan sakit. Saya juga sgera memijat dari mulai kpalanya dngn prlahan tempat, kmudian dahinya yg ia katakan mrupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, knapa tante Fad!?” bertanya Nita yg barusan pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kpalanya pusing Nit!” jawabku. ” Trlalu lelah kali!? ” tutur Nita sekalian mlangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivone dngn mata terpejam, nikmati pijatan pijatan jariku. Berasa hangat dahinya brsamaan dngn rasa hangat yg menjalari tubuhku. Harum aroma badan tante Ivone trasa mnusuk ke-2 lobang hidungku. Mmbuat saya ingin lebih lama memijat serta dekat dngnnya.

“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, brupaya memancing supaya niatku terwujud. “Iya kali? “ujarnya juga, seolah mngerti akan makna ucapanku. Membuatku semakin brani lebih jauh. “Mau dikerikin gak!?” tanyaku dngn penuh haraf padanya. “Memang kamu dapat!?” tante Ivone balik brtanya. Membuat hatiku trasa brdebar tidak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dngn cepat, takut tante Ivone brubah fikiran . “Ya sudah, tetapi dikamar ya…, gak enak disini” pinta tante Ivone. Mmbuat hatiku brdebar semakin cepat. Dengan prlahanku papah ia mlangkah mnuju kamarnya. Akupun brusaha untuk meredam serta menentramkan hatiku. Yang mulai dirasuki kemauan serta fikiran kotorku.

Sesudah brada di dalam kamar, kusarankan supaya ia istrahat diranjangnya. Tante Ivone juga mrebahkan tubuhnya sraya brnafas panjang. Seakan-akan ada beban berat yg dibawa. Saya sgera brlalu mngambil obat gosok serta coin untuk mengerik badan tante Ivone. Stelah kudapati smua yg kubutuhkan, saya kembali mnghampiri tante Ivone yg tengah menunggu. Dengan mmbranikan diri saya memintamya supaya ia mlepaskan baju yg dipakainya. Ia juga prlahan melepas baju atau pakaian yg dipakainya. Shingga tante Ivone sekarang cuma mngenakan bra yg brwarna pink serta clana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku, waktu melihat tante Ivone mmbuka pakaiannya. Sampai mmbangunkan kjantanan serta udara nafsuku. Yang sudah mngendap dibenakku semenjak awal, saat memprhatikan ia ditaman.

Dengan prasaan yg tidak mnentu serta dibayang-bayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mngusap …
BACA JUGA :  Diajarin Ngewe Sama Tante Yosi Yang Motok

..usap punggung mulus yg mmblakangiku, dngn hati hati sekali. “Tali branya dibuka saja ya tan??” pintaku pnuh haraf sekalian trus mngusap serta mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Meredam kerikan dipunggungnya, entahlah sakit atau geli saya tidak tahu. Yang tentu tanganku sgera melepas kait tali branya, hingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bundar serta berisi. Sperti payudara punya gadis umumnya. Stelah tanpa penghambat dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Serta jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Ivone.

Sekalian sekali kali mataku melirik mengarah payudaranya yg brusaha tertutupi dngn bra serta ke-2 tlapak tangannya. Tetapi hal trsebut mmbuatku smakin terangsang didorong rasa pnasaran yg tramat. Smentara tante Ivone cuma trdiam sraya mmejamkan matanya yg bundar serta indah. ” Perlahan perlahan ya Fad!? ” pintanya masih dngn mata yg trpejam. Tau-tau pintu kamar prlahan terbuka, terlihat Nita tengah brdiri didepan pintu. “Tan saya mo kerumah tman dahulu ya!?” tutur Nita brpamitan sraya matanya mlirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa ada brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali serta brlalu pergi.

Jari tanganku mulai nakal trhadap pekerjaannya, jariku trkadang nyelinap di bawah ketiaknya brusaha mendapatkan benda yg bundar serta padat brisi yg ditutupinya. Tetapi tangan tante Ivone kadang brusaha mnghalanginya, dngn rapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” sebut tante Ivone stengah berbisik sambil mlirik ke arahku. Membuatku trsipu malu. “Habis gak kuat sih, tan…” jawabku jujur. Tetapi tante Ivone justru melepas branya shingga sekarang payudaranya terlihat polos tanpa ada plindung .

Serta langsung jadi makanan ke-2 mataku tanpa ada brkedip. Langsung mmbuat hatiku brdebar debar mnyaksikan panorama trsebut. “Sekarang dapat kamu plototin pe senang dech!!” tutur tante Ivone tidak mnutupit buah dadanya dngn ke-2 tlapak tangannya . Jantungku trasa bgitu cepat brdetak serta mmbuat lemas sluruh prsendianku. Kontolku brlahan tetapi tentu mulai brdiri tegak mngikuti dorongan hasratku.

“Memang dah usai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku. Mmbuat saya sgera mlanjutkan prkerjaanku yg trtunda sekejap. Hampir sluruh sisi belakang badan tante Ivone sudah kukerik serta brwarna merah brgaris garis. Cuma sisi bokongnya yg lepas dari kerikanku karena trhalang dngn clana pendek dan CD yg dikenakannya. Tetapi belahan bokongnya sudah senang kuplototin.

Pada akhirnya pekerjaanku usai juga. Selanjutnya dngn prlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivone mnundukan kpalanya, sekali sekali trdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, supaya saya mnyudahi pijatanku.

Dengan prasaan malas akupun mnghentikan pijatanku serta sgera mmbrsihkan tersisa sisa minyak dikedua tlapak tngnku. ” Bersihkan tanganmu dahulu agar bersih sana!!” pinta tante Ivone skaligus printah. Akupun branjak pergi kekamar mandi yg memang benar ada di dalam kamar trsebut. Stelah selesai mncuci sluruh tanganku sampai bnar bnar bersih. Akupun kembali mendekati tante Ivon yg tengah telentang di atas ranjang masih dngn kondisi sparuh bugil. Sperti waktu saya meninggalkan kekamar mandi. Sampai payudaranya yg bundar serta brisi terlihat mmbusung besar didadanya, dngn puting yg brwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu ingin mainin ini kan!?” “Aku ingin kok!?” sebut tante Ivone sekalian mremas salah satunya payudaranya sampai putingnya mnonjol kearahku. Akupun mndekat mnghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku semakin brdiri serta mngeras kencang di balik clanaku.

Akupun tidak mnunggu lebih lama, sgeraku remasi payudaranya yg mnantang. Tante Ivone brgelinjang waktu tlapak tanganku mndarat serta meremas ke-2 payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya prlahan. Jari jemariku semakin liar mremasi sluruh daging bundar yg padat brisi. JariQ mainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., mari diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas taj tratur. Akupun sgera mnjilati serta mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivone sraya mmegangi kpalaku. Saya smakin brnafsu dngn puting yg kenyal sperti urat serta mnggemaskan. Smentara tante Ivone smakin mndesah tidak karuan. Tangan kananku melaju mengarah slangkangan di bawah pusar, trus mnyusup masuk antara clana serta CD tante Ivone. Sampai jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tidak saat jari tlunjukku brusaha masuk dalam lobang yg ada ditengah-tengah bulu bulu halus kepunyaannya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivone waktu tlunjukku brhasil masuk lobang memeknya. Ia juga mnggeliatkan tubuhnya penuh hasrat nafsu. Smentara kontolku smakin mngeras akan kluar berbahan yg mnutupinya.

Lumayan lama jari tlunjukku kluar masuk di dalam memek tante Ivone, sampai lobang itu mulai trasa basah serta lembab. Hingga kemudian tangan tante Ivone meredam pergerakan tanganku serta mminta mnyudahinya. “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun menarik tanganku dari balik clananya serta mlepaskan putingnya dari mulutku.

“Buka pakaianmu dong, Fad!!” hebat tante Ivone sraya bangun serta mlepaskan clana pendek dan CDnya. Shingga ia bugil serta terlihat rumput hitam ditengah-tengah slangkangannya yg barusan ku obok obok. Akupun mlepaskan smua pakaianku serta bugil sperti dianya.

Dengan senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat serta brjongkok pas dimuka slangkanganku. “Aouw, gede sekali..!!” hebat tante Ivone sraya tlapak tangannya mraih kontolku yg sudah brdiri serta keras. Dngn tangan kanan ia mmegang erat batang kontolku, sedang tlapak kirinya mngelus elus kpalanya. Sampai kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku dalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku mlengguh tidak saat sluruh kontolku tnggelam masuk dalam mulutnya. Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Saya cuma bisa memegangi kpala tante …

…Ivone, mremas dan mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum serta mngemud seolah ia ingin melumat sluruh kontolku. Trnyata ia lebih buas dari tante Rita. Trkadang ia mnjilati dari batang sampai lobang kencing dikpalanya. ” Aaaaaaa… ” erangku meredam rasa nikmat yang tramat. Trasa tubuhku melayang-layang jauh tidak menentu.

Entahlah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat serta mngulum kontolku. Yg jelas ini mmbuat tubuhku brgetar serta hampir kejang. ” Gantian dong tan, aQ ingin jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tidak dapat mnahan nafsuku. Ingin rasa-rasanya memuntahkan keluar sekitar banyak. Supaya tante Ivone mandi dngn air maniku.

Tante Ivone sgera bangun brdiri tinggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kmudian saya mminta supaya ia duduk dikursi tanpa ada lengan yg ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Ke-2 kaki tante Ivone trtumpu pada ke-2 bahuku. Karena itu mulutku mulai mnjarah memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, sampai terlihat jelas lobang memek yg brwarna merah serta lembab. Lidahku mulai mnjelajahi serta mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivone waktu lidahku brmain mnjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya juga sekalian mremas serta mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar serta brusaha masuk lebih dalam . “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tidak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, sekarang brpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah serta basah dngn air mazinya serta air liurku.

“Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sekalian mrapatkan ke-2 pahanya, sampai mnjepit leherku, saat ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” sebut tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg trkulai lemas dibahuku.

Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone serta bangun brdiri didepannya dngn kontol yg masih tegak serta keras. Selanjutnya mminta tante Ivone supaya bangun dari duduknya. Sekarang saya yg mnggantikan tempatnya duduk dikursi.

Narasi Tante Ivone naik keatas pahaku serta tubuhnya mnghadap kearahku, sampai badan kami sama-sama brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivone saat kontolku masuk menyerang memeknya. Tidak lama kmudian bokongnya mulai naik turun, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya naik turun. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivone tidak karuan bila tubuhnya turun mnenggelamkan kontolku dimemeknya.

” Aauwww, saya gak tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya, dengan melumat payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone sekalian mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun mengejang mnahan desakan pantat tante Ivone. “Aaaachhhh…….” pada akhirnya saya tidak dapat mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun sama-sama brpelukan dngn erat sesaat dngn brcampur peluh masing masing.

Sesudah lumayan lama kami brpelukan, kamipun bangun dngn malas, malas branjak dari situasi yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan badan kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.


Senin, 14 Oktober 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Aku Main Bersama Mama Tiri dan Kakak Tiriku

Aku Main Bersama Mama Tiri dan Kakak Tiriku


Kisah Nyata, Perkenalkan Namaku Riz, Aku tinggal di kota Pekanbaru berbasis disumatera, kisah hidupku ini sangat hancur dimana pada saat aku umur 5 tahun Mama Dan Papaku sudah bercerai, aku tak tahu apa yang mereka pikirkan untuk mengakhiri hubungan mereka yang jelas mereka tidak saling mencitai lagi. Mungkin Karena Papa Sering Mengutamakan Bisnisnya yang dimana Bisnis itu Mempunyai keuntungan besar. Kebetulan aku ikut papaku, aku ke tempat mama pada waktu libur sekolah saja dikarenakan aku sekolah di lingkungan sekitar.

Dua tahun kemudian pada saat umurku 7 tahun papa menikah dengan seorang Janda muda yang terpaut lima tahun dari papaku, papa usia 36 tahun. Namanya Dwi Dia cukup cantik Kulitnya Putih mulus, Langsing, payudaranya 36B kenceng, dan suka Sex, Wajahnya seperti artis fitri karlina, Dan tak hanya itu dia pun membawa anak Yang umurnya beda 5 denganku Sebut saja Mbak Karin. Dia gak kalah cantik dengan Ibunya Kulitnya sawo matang (mirip ayahnya terdahulu), Cantik, Buah dadanya Masih kecil seumuran anak SMP kelas 3. Mirip sama Binca Riiza manisnya.

Papa Memang Sudah lama Memperkenalkan Mereka kepadaku Namun Baru umur 7 tahun inilah aku merestuinya, bagaimana tidak, diusia seperti itu aku memang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, walaupun aku takut jika suatu saat nasibku sama seperti bawang putih. dua tahun setelah menikah Mama Dwi memang sangat baik orangnya, dia suka anak kecil dia tidak membandingbandingkan ku dengan Mbak Karin, Begitupun Mbak karin Juga sangat menyayangiku..

Pada Saat Ulang Tahunku Yang Ke 10th ayah memberiku sebuah Sepeda Untuk belajar mandiri, pada saat itu juga ayah Berpamitan pada aku mama dwi dan mbak kari, kalau dia akan pergi ke Bandar seri begawan untuk menemui rekan bisnisnya.

Singkat cerita. Dua hari setelah papa pergi, Mama sedang berbaring di sofa depan sambil membaca koran Lypstik. aku bilang dengan mama Dwi

mah, adik kan ultah, mama gak ngasih kado apa ?,
adik mau kado apa jawabnya dengan lembut.
yang jelas aku mau yang enak dan gak pernah bisa dilupan pada saat itu aku berharap mama mengajakku makan.
jadi kamu mau yg enakenak ya ? ikut mama yuk sayang ? aku pun girang
kemana mah ? restoran ya, tanpa menjawab mama mengajakku kekamarnya,
kamu tunggu disini dulu ya, jangan lupa Kamu harus Buka semua pakaian mu Sekarang Riz, mama mau manggil mbak karin Dikamarnya sungguh aku tidak mengerti apa yg dimaksudkan mama.

Lima menit dia balik lagi membawa kak karin yg saat itu baru habis mandi,rambutnya masih basah setengah kering, dia hanya memakai miniset Hitam dan perutnya dibalut handuk,

Nih mbak, adikmu Mau yang enak nih kamu kasih dia sesuatu.
baik ma.kemudian mama pergi mandi.Pada saat posisiku duduk dipinggir kursi dan teanjang Dia langsung menyuruhku rebahah, Mbak karin langsung menciumi bibirku dgn lembut kemudian ke Dadaku Dan Perutku, aku kegelian dan hanya bisa pasrah menahan Nikmat yg terdalam,
Dik, kontolmu Masih Kecil, Mau mbak besarin ? kemudian aku mulai mengerti
mmaau mbaak. Lalu Dengan Cepat dia Menjilat, mengulum Kontolku, 5 menitan dia melakukan itu aku merasakan ada yang ingin keluar,
mbak aku mau kencing udahan dulu..
kencing dimulut mbak aja dik Gak papa kok, Dannn Crooott Ccrooot Ccccrooot.

Cairan putih kental menyembur ke mulut mbak tiriku, dia tertawa melihatku kejang dan lemas !.

Udah enak belum..
enak mbak,..
mau yang lebih enak?..
iya jabwabku singkatt,



Kemudian dia berbaring dan Menanggalkan Semua yg ada dibadanya, dia suruh aku menindihnya kemudian Kontolku Dituntunnya Masuk Ke Vaginanya. Dengan 1kali hentakan, kontolku langsung tenggelam ke vaginanya,

dia menyuruhku Memaju mundurkan pantatku. Yang keluar dari mulutnya

ahhh,. Ahh.. ahhhhhhhh terus riz teruuuuuusss ahhhh.. Nikmat bangettt. Adik pintar.. dengan sangat bangga mendengarkata itu lalu ku percepat gerakaya
ahhhhh ahhhhhh dikkkkkkk Riiiiiiiiiizzzzzzzzzzzzzzz Nikmaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattt Goyanggggggggg. Lalu Dia Kejang dan Lemas tak berdaya bisa dikatakan Orgasme.

Tak lama kemudian aku pun mau kencing kembali

mbakkkk aku mau kencinngggg.
cabuttt dik,, Cabuttttttt. Ahhhhhhhhhh. Aku tidak menghiraukannya karena pada saat itu sedang nikmatnya kemudian
Croooooootttt. Croooottt. Aku menghentikan gerakanku,.
kok didalem dek ??? dia terkejut,
ini enak kak..
yah Sudahlah jawabnya sangat lemas.. aku berbaring disampingnya Kemudian Mama Dwi pun Datang,
adikmu sudah puas?..
sudah ma, Adik Ngecrot didalemjawabnya.. mama lalu tertwa.

Kemudian mama Menanggalkan Daster orangenya dan lansunng Tenkurap, Wajahnya didepan wajahku, dadanya menindih perutku.

Kamu Sudah Dapat yang enak Riz,..
Iya ma, itu tadi apa ya,
Itu namanya Ngentot Sayang. Mau gak Riz yang lebih enak..
mau mah kemudian Mama menyuruhku Menjilati Payudaranya yang besar itu.

Aku menjilat putingya, kemudian ku kenyot layaknya seorang bayi yang menetek, mamaku merem melek, tak lama kemudian mama menghentikan Aksiku, dia Duduk Di Kepala Ranjang Dengan Paha yang mengangkang, Jembutnya sangat tipis Dan vagina yang Merah Jambu kecoklahatan, Aku disuruhnya Menjilat memeknya

Sanyang, Puasin Mama juga yahh,,. Awalnya aku Sedikit Jijik. Tapi setelah aku Cium Perlahan ternyata baunya wangi, Lalu aku jilat, kenyot, dan aku memencet Klitoris mama.

Sekirtar 7 menitan mama mengejang dan

ahhhhhh.. Rizzzzz Mama Orgasme Sayaaaaaaaaaaanggg. Ada Cairan Putih Bening yang keluar cukup banyak, tanpa aku Sadari aku menjilatnya dan menelanya sampai habis.

Rasanya asin sedikit gurih.. mama lemas dan bilang

mama udah puas nak, Kamu Masukin Kontolmu ke Sini ya sambil menunjuk vaginanya.

Tanpa pikir panjang aku langsung memasukkannya dan Sleebb. Kemudian aku melakukan apa yang aku lakukan pada mbak karin tadi. Dari mulai perlahan hingga ku percepat genjotannku. Mama mendesah saat aku mengulang genjotanku

ahhhh ahhhhh ahhhhhaaahhhh, kamu pintar nak Mama milik mau sayanggg Ahkkkkkkkkkkkk .. Kemudian Tanpa diduga kak karin Tertidur sdisamping kami, dan tak mengiraukan permainan kami.

10 menitan Aku kembali ingin kencing

mama aku pingin kencinggggggg geli maaaaaa ahhhhhh.
kencing aja sayanggggggggg.. kita barengan yahhhh akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. Kemudian Crootttttttt crottttt crottttt< banyak sekali cairan yang keluar membanjiri Vagina mama. mama tersenyum Dan menundukkan kepalaku,
Enak kan, Mulai sekarang kalo kamu mau seperti ini Langsung bilang ya, Tapi jangan kasih tau sama papa, kalo kamu kasih tau mama gak akan ngasih yang enak lagi, mengerti Sayang .
iya ma, mama hebat,mama bisa ngasih yang enak. aku janji gak akan ngasih tau papa.

Mama tersenyum Lalu tertidur, aku pun sangat lemas dan tertidur ditengah mereka sambil memegang Payudara kakak dan mama semenjak ayah sering pergi kami sering melakukannya bertiga, mabk karin sekarang telah menikah dan dikarunia 3 orang anak 1nya dari sperma ku, kemudian mamapun hamil Itupun dari spermaku, papa sama sekali tidak curiga karena dia memang setiap pulang tujuan utama nya melepas sperma.

• SELESAI•

Sabtu, 12 Oktober 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Pengalaman Ngentot Dengan Guru Yang Semok

Pengalaman Ngentot Dengan Guru Yang Semok


Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang..

Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu..

Sehari sesudah permainan histerikku dengan Atika, mbak Eva menemuiku. “Atika told me what you did to her yesterday..” Kata-kata singkat itu di ucapkan dengan nada bergetar menahan emosi. Aku betul-betul lemas mendengarnya.. yah.. kejadian juga.. bisa-bisa malah aku kehilangan mbak Eva karena perbuatanku ini.. Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan Atika dalam pembicaraan ini yang akhirnya membawa kami bertiga pada suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami. Mbak Eva, Atika , dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya, tanpa basa-basi, tanpa maksud terselubung.. luar biasa !! keterbukaan ini, ajaibnya, membuat perasaan kasih sayang diantara kami semakin kuat. Akhirnya kami sepakat, bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva, 1 hari kosong, 2 hari berikutnya untuk Atika, dan 2 hari sisanya kosong. Karena hubungan kami ini murni hubungan sexual, maka sengaja kami masukkan hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat. Tapi ya… dalam praktek sih.. itu terserah aku.. kalau aku sedang mood untuk permainan kasar.. ya aku temui Atika.. kalau sedang mood permainan lembut.. ya aku temui kakaknya.. GILA ! Ini memang pengalamanku yang paling gila !! But its REAL !!!

“Buka mulutnya dong mas Rafi..” Maria menyodorkan sepotong kue ke mulutku. Aku menyambutnya sambil pura-pura menggonggong sehingga membuat anak gadis mbak Eva itu tertawa geli melihat tingkahku. Hari ini genap sudah sebulan aku tinggal di keluarga mbak Eva. Seminggu terakhir ini load pekerjaanku agak berkurang sehingga hari-hari ‘kosong’ ku selain kupergunakan untuk memberi kepuasan ‘extra’ pada mbak Eva dan Atika (‘kan hari ‘kosong’ mestinya istirahat..), juga kupergunakan untuk mengenal Maria lebih dekat. Anak gadis yang semula kutaksir berusia 18 tahun itu ternyata berumur 21. “Mama memang kawin muda.. dia melahirkan Ria ketika berumur 19 tahun..!! Hebat ya ?” Katanya ketika kutanya usia sesungguhnya. Ya, aku tahu kalau mamamu hebat Maria.. mamamu dan tantemu adalah wanita-wanita yang hebat di atas ranjang.. hebatnya lagi, mereka bisa menutupinya darimu….

“Kalau kamu sendiri gimana ?” tanyaku memancing “Yaaa.. yang penting kuliah selesai dulu.. tapi, ngga juga sih.. namanya juga jodoh.. kita ngga pernah tau.. kalau besok tiba-tiba datang seorang pangeran tampan yang kaya raya dan baik hati lalu melamar Ria ? Masak nolak?” “Kalau gitu kuliahnya ngga selesai dong..””Lho mas ini gimana, ya kasih syarat dong.. boleh kau melamarku tapi biarkan aku menyelesaikan studi ku.. gitu looo..” Maria memang anak yang sangat cerdas. Buktinya tahun depan ia akan meraih gelar insinyur di IPB. Dengan pengetahuannya yang luas ia selalu menjadi teman diskusi yang menyenangkan ditambah lagi dengan sifat keibuan dan perhatiannya yang tinggi pada orang lain, membuat Maria menjadi sosok ideal bagi setiap pria untuk dijadikan seorang pendamping hidup..

oh satu lagi.. soal fisik ! Tubuh Maria adalah kombinasi antara mbak Eva dan Atika. Tubuhnya tinggi semampai, ukuran buah dadanya persis seperti ibunya dan jauh lebih kencang dan ketat, maklum… perawan. Gadis ini juga mempunyai hobi mengkoleksi BH yang bentuknya aneh-aneh… entah dari mana didapatnya itu.. Seperti saat ini karena ia mengenakan kaos komprang bergambar Tweety favoritnya maka bila lengannya diangkat, maka terlihatlah buah dadanya yang besar itu dibalut oleh BH nya yang bermodel bikini dimana cupnya berbentuk sarang laba-laba sehingga kulit buah dadanya yang putih itu dapat terlihat. Putingnya ditutup oleh gambar seekor laba-laba kecil. Bila sedang bercerita dengan semangat, tampak gundukan besar itu bergoyang-goyang. Wuih.. syurr juga aku dibuatnya. Urusan wajah, Maria lebih mirip ayahnya yang asli Solo. Kalau dicari bandingannya raut wajahnya bisa dimirip-miripkan dengan Widi AB THREE. Hanya saja, hidung Maria lebih mancung dan tubuhnya lebih tinggi dan seksi. Secara keseluruhan, Maria jauh lebih menarik dibanding Widi. Terus terang, aku betah duduk berlama-lama di dekatnya..
“So, gimana Fi ? Bisa ngga kamu nganter si Ria survey ?” mbak Eva bertanya seraya memberikan piring penuh dengan nasi hangat kepadaku. Sore itu aku ia mentraktir seluruh keluarganya karena mendapat promosi menjadi direktur program di kursus bahasa Inggris tempatnya bekerja. “Iya mas, Ria harus survey tentang pola tani di daerah perbukitan. Ini juga baru survey lokasi kok.. belum penelitiannya.. jadi paling lama cuma makan waktu 2 hari..” Seekor kucing kelaparan tentu tak akan menolak diberi ikan asin. Dan bagiku, Maria adalah ikan kakap !! “Sure.. ngga masalah.. kapan kita berangkat ?” Tanyaku enteng.. “Gimana kalo malam ini juga mas…” “Malam ini ?” seruku
bersamaan dengan Atika. Mbak Eva tak kuasa untuk menyembunyikan senyumnya. Ia mengerti, karena malam ini seharusnya aku adalah ‘jatah’ Atika. Dan hari Senin, suami Atika akan pulang dari Dubai. “Iya, malam ini, supaya Minggu sore kita sudah sampai lagi ke Bogor.. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian mas Rafi.. Senin kan harus ngantor… gimana mas ?” Maria memandangku dengan kerlingan mata bundarnya yang indah.. “I don’t mind.. lets go then..” jawabku seraya melirik Atika. Istri kesepian itu tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Alisnya mengkerut, bibirnya merengut, dan matanya menatapku kesal. Well.. I am sorry my dear.. keliatannya aku harus mengecewakanmu nanti malam…

BACA JUGA : Bercinta Dengan Kakak Iparku

Aku berjalan sambil menggendong ransel tentara di pundak. Aku dan Maria tengah menyusuri sebuah sungai yang terletak 60 km di selatan Bogor. Kami sedang bersiap-siap melintasi sungai itu untuk mencapai desa Batu Sumur yang terletak di areal yang berbukit-bukit. Dari deskripsi yang diberikan oleh dinas pembinaan desa Pemda Jawa Barat, desa tersebut tampaknya ideal untuk proyek penelitian akhirnya Maria. Masih terngiang bisikan mbak Eva ketika melepaskan kepergian kami “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Saat itu aku hanya tersenyum.. dan aku bersyukur bahwa I don’t give my word to Eva, karena semakin lama berdua dengan Maria, semakin sexy penampilannya dimataku.. (dasar mata keranjang… susah..!!)

“Wah, jembatan kayunya masih 2 km lagi dari sini mas..” Ria menunjuk lokasi jembatan itu di peta “Tapi jembatan tali sudah keliatan.. tuh dia..” Gadis manis itu menunjuk ke sebuah jembatan darurat terbuat dari tali tambang yang disimpul erat. Kuperhatikan wajah manis yang menggunakan topi tentara, kemeja lapangan berwarna coklat, dan celana pendek komprang dengan warna yang sama. Kemeja itu tak dapat menyembunyikan keindahan tubuhnya. Di bagian dada tampak kancing-kancingnya agak tertarik karena desakan dua buah dadanya yang besar itu (kutaksir sekitar 36..). Namun karena badannya yang tinggi (sedikit lebih pendek dariku yang 176 cm..) bentuknya jadi proporsional.. dan indah…. titik-titik keringat berkumpul di ujung hidung mancungnya..

bibirnya yang mungil nampak kering oleh panasnya udara.. kain di sekitar ketiaknya basah oleh keringat. Aku memandang jembatan tali itu dengan agak kawatir.. “Apa kuat menahan beban tubuh kita ? Apa tidak sebaiknya kita pergi menuju ke jembatan kayu ?” tanyaku sambil melihat potongan ilalang dan bercak tanah merah yang menempel di betis dan pahanya yang mulus itu. “And walk for another 2 Kilo ?.. hmm.. mas Rafi..sebentar lagi kayaknya mau hujan deh.. jadi kita harus cepat-cepat, no risk no gain..” katanya sambil tersenyum. Benar juga. Soalnya dari sungai itu kita masih harus jalan 5 km lagi untuk sampai ke desa. Tampak tangannya membuka kancing kemejanya yang ke satu dan kedua.. sehingga putihnya gundukan besar buah dada itu terlihat olehku. Udara mendung sore itu semakin terasa gerah saja.. “Ok kalau begitu biar aku dulu yang nyeberang.. baru kamu.. sungainya juga keliatan ngga terlalu dalem kok.. ” kataku seraya menapakkan kakiku di jembatan tali itu.. Aku merayap perlahan-lahan.. memang tali itu sangat kokoh sehingga kekhawatiranku berkurang.. “Mas.. Ria juga naik ya …. talinya kuat kan.. ”

Tanpa menunggu jawabanku, gadis bertubuh tinggi sintal itu mulai merayap di belakangku.. tali mulai bergoyang-goyang.. ingin aku berteriak untuk menyuruhnya kembali, namun kuurungkan karena kawatir ia terkejut.. geraknya semakin cepat ke arahku yang masih menunggu.. tiba-tiba kaki gadis itu tergelincir… badannya yang dibebani ransel kehilangan keseimbangan dan.. “Mas.. AAAAAAAAIII… ” BYUUURRRR.. Maria tercebur ke dalam sungai berwarna coklat itu.. Aku terkejut melihat gadis itu menggapai-gapai.. My GOD..Maria rupanya tidak bisa berenang !! Tanpa pikir panjang kulempar ranselku dan terjun ke sungai. Tanganku memeluk lehernya dari belakang dan kuseret ke sisi tujuan kami. Tubuh Maria terasa berat karena ia masih membawa ransel. Maria megap-megap dengan wajah pucat karena terkejut. “Ngga apa..ngga apa..its OK.. you’re save now..” Kataku sambil memeluk erat tubuh sintal Maria.. wouww.. dalam suasana panik seperti itu masih juga dadaku terasa berdesir.. benar-benar montok tubuh perawan ini terasa dalam pelukanku.. dengan spontan kucium keningnya untuk menenangkan Maria yang masih pucat dan gemetar karena kaget.
Tetesan air dari langit perlahan mengetuk-ngetuk muka kami.. dan dalam 1 menit hujan turun dengan lebatnya diikuti oleh kilat yang menyambar.. What a day… aku melepaskan pelukanku dan menyapu sekelilingku dengan pandangan.. ahhhh thank god, kuliat sebuah gubuk kira-kira 200 m di depan kami. “Maria.. disitu ada gubuk” kataku riang “ayo kita kesana..” kuangkat tubuh gadis itu dan kupapah menuju gubuk itu. Gubuk itu rupanya tak berpenghuni. Perfect! lalu kubuka ransel Maria. Hanya ada bivak untuk bermalam dan kaleng makanan dan minuman.. shit.. pakaian kering ada di ransel satu lagi yang kulepaskan ketika terjun ke sungai.. dan ransel itu seingatku juga tercebur ke dalamnya.. ya nasib.. akhirnya ku bentangkan bivak sebagai alas duduk, dan kududukkan Maria di atasnya “ahhhh…” terdengan gadis itu menghela nafas lega seraya tersenyum “mas Rafi.. thanks ya Ria udah ditolongin…” Aku balas tersenyum “its OK non..

lain kali lebih hati-hati ya ..?” Lalu kubuka bajuku dan menggantungnya di tali jemuran tua yang masih ada di dalam gubuk itu. Maria memandang tubuhku yang cukup atletis itu terlihat pandangannya menyapu perlahan dari otot leherku.. otot dadaku yang bidang.. otot perutku yang berbentuk kotak-kotak kecil…. pusarku yang mulai ditumbuhi bulu.. semakin kebawah.. dimana bulu-buluku makin lebat… kebawah lagi… dan berhenti di tonjolan di balik celana pendekku … Aku agak kikuk juga melihat penisku yang berdiri karena udara dingin. Apalagi sambil dipandangi oleh mata cantik milik Maria itu. Entah apa yang dipikirkannya… tiba-tiba kulihat Maria terbelalak melihat pahaku “adduhh mas.. ada LINTAH !!” serunya sambil bangkit dan mendekat ke pahaku. Akupun panik dibuatnya. “sebentar mas.. jangan bergerak.. ini ada satu.. dua..” lalu dengan serius ia berputar ke belakang, ke depan lagi.. tangannya tanpa sadar menyingkapkan celanaku yang cukup longgar semakin ke atas..”nah..

ada satu lagi mas..hhhhh” mendadak ia seperti hendak tersedak ketika matanya tertumbuk pada CD ku yang basah kuyup sehingga tak kuasa menutupi testis dan batang penisku yang jelas tercetak di kain basah itu. Mungkin seumur hidup, perawan itu baru sekali ini melihat testis dan batang penis yang tengah berdiri tegak itu.. Aku yang masih memusatkan perhatianku pada lintah-lintah di pahaku itu dengan polosnya membuka celana pendekku dan memelorotkannya ke lantai “Ria.. tolong liat lagi apakah masih ada lintah yang nempel di kakiku ?” Mata Maria makin terbelalak, karena kini terlihat benar bentuk batang penisku yang tengah berdiri itu dari luar CD basahku.. bahkan belakangan baru kusadari kepalanya yang laksana helm perang dunia II itu menyembul keluar mengarah ke pusar. “Emmm.. emmmm.. ngga deh mas.. cu..cuman tiga..” jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. Aku masih juga belum ‘ngeh’ akan situasi yang sebenarnya bisa menjadi ‘opportunity’ … masih dengan naifnya aku berkata pada anak mbak Eva itu “Ria.. jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel..

sebaiknya kamu periksa dulu..” Mendengar itu Maria langsung berdiri dan bergegas membuka kemeja basahnya. Dibukanya kancing kemejanya yang ketiga.. (belahan buah dadanya semakin jelas..) keempat.. (buah dadanya sudah terlihat lebih jelas.. putih warnanya di bawah cahaya matahari menjelang senja..) dan terakhir..Maria membuka bajunya dengan kedua tangannya ke samping.. di saat itulah aku melihat kedua buah dada besar berukuran 36 itu menggelantung menantang untuk di jamah. Dan BH nya… my god… model BH nya..!!! Maria menggunakan BH berwarna merah dengan bentuk bikini yang talinya hanya selebar 1/2 cm !! Tapi yang membuat kepala penisku semakin menyembul dari CD ku adalah penutup putingnya yang terbuat dari bahan transparan berbentuk bibir Mick Jagger. Akibatnya, mataku dapat melihat dengan jelas puting berwarna coklat kemerahan itu berdiri tegak di tengah dinginnya hujan. Karena terburu-buru melepaskan, pakaian Maria tersangkut di kedua sikunya di belakang punggungnya.

Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya untuk bisa segera terbebas dari belitan bajunya. Akibatnya, buah dadanya bergeletar dan bergayut ke kanan dan ke kiri. Getarannya persis seperti getaran puding besar yang diguncang piringnya. Aku mulai terangsang melihat gadis setengah telanjang itu menggeliat-geliat di hadapanku. Kembali terngiang pesan ibunya di telingaku.. “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Kembali kulihat buah dada besar dengan putingnya yang bergelayut itu… Ou what the hell… kuhampiri tubuh mulus itu dan kuputar sehingga ia membelakangiku “Sini kubantu Ri..” tanganku menarik bajunya hingga terlepas. “Sorry Ria.. ini supaya cepat..” kutempelkan dada dan perutku di punggungnya yang polos itu.. kujulurkan tanganku seakan memeluk perut depannya.. dan tanganku membuka celana pendek komprangnya dan dengan cepat menurunkan resleting. Ketika resletingnya sudah mencapai dasar dengan sengaja kutekan resleting itu bersama jari-jariku ke selangkangannya “Ahhhh… mas Rafi…” desahnya sambil melirik ke belakang dengan pandangan merajuk.

Saat itu praktis aku memeluk tubuh perawan itu dari belakang. Bagian depan tubuhku kutempelkan ke punggungnya. Penisku yang semakin besar itu dengan tenangnya berlabuh di belahan pantat Maria yang sekal itu.. Gadis itu rupanya merasa bahwa penisku menempel di belahan pantatnya tiba-tiba aku merasakan bahwa Maria sengaja menggerakkan otot pantatnya sehingga kedua buah pantatnya bergerak menjepit penisku.. aaaawww.. nikmatnya… yess keliatannya gadis ini sudah mulai terpengaruh suasana… saat itu pipi kananku menempel di kuping kirinya. Dari balik punggungnya kulihat ke bawah buah dadanya yang besar dan ketat itu berbentuk kerucut dengan putingnya yang sudah menonjol.. entah karena dingin… atau karena suasana… “Ria..” bisikku dengan serak.. “jangan panik ya.. di dada sebelah kiri kamu ada lintah..

Ria tercekat.. dengan raut muka ketakutan ia memandang buah dada kirinya dan..”Iiiiiiih… mas… jijik.. buangin dooongg..” “ya..ya.. biar aku periksa dulu lainnya.. supaya yakin ada berapa lintah yang ada di tubuh kamu..” Akupun melepaskan celana pendeknya, sehingga saat itu.. kami dua orang anak manusia berlainan jenis, berpelukan dengan hanya memakai pakaian dalam. Bentuk CD Maria lagi-lagi lain dari pada yang lain.. bentuknya sih standar.. tapi di daerah vaginanya ditutupi oleh kain bermotif jaring, sehingga otomatis dari jaring itu keluarlah bulu-bulu keriting yang sangat lebat itu.. nafsuku sudah naik ke kepala. Aku sudah tak peduli dengan pesan-pesan ibunya… di dalam pikiranku sekarang cuma ada satu kata.. “Perawani !!”. Tanganku mulai meraba-raba punggungnya dari atas.. ke bawah…melewati pinggang.. pantat… buah pantat kanan.. “mas…apa ngga bisa dilihat aja ? kalau diraba kan geli..” ujarnya tersenyum.. belum juga bisa kutebak senyum itu.. apakah artinya.. teruskan… atau..stop..!! “biar yakin aja Ria.. ” kataku sambil meneruskan rabaanku ke buah pantat kiri.. lalu kutelusuri belahan pantatnya ke bawah..

melewati anus.. terus ke selangkangan.. dan kutekan tanganku di vaginanya “Aaaaaa.. mas Rafi aaa.. tangannya kok nakal.. nanti Ria marah nih..” Lagi-lagi anak mbak Eva itu melirikku dengan pandangan merajuk.. kuputar lagi tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, kemudian aku berjongkok dan kulihat ada 2 lintah menempel di paha bagian dalam kiri dan kanan.. bener-bener hebat lintah-lintah itu.. tau benar dia tempat-tempat strategis untuk menghisap darah.. tak lupa aku memandang ke arah selangkangannya yang hanya tertutup jaring itu sehingga tampak jelas segunduk daging gemuk yang ditutupi bulu-bulu keriting nan lebat itu. Maria melihat tingkahku itu dan dengan segera menutupinya dengan jari tangannya..”mas Rafiiii… kok malah ngintip sihh.. mbok tolong buangin lintahnya.. nanti Ria bilangin mama lo..” rajuknya dengan manja. “Oke..Oke.. begini caranya… lintah ini akan kita taburi garam.., lalu kita buang.. begitu sudah lepas.. sebaiknya bekas gigitan lintah itu kita sedot dan buang darahnya ke lantai supaya tak ada racun yang masuk.. is that clear..?”




Ria mengangguk mendengar penjelasanku yang — terus terang — cuma didasari oleh logika “ngeres” itu. Aku mengambil garam yodium di ransel Maria, dan mulai kutaburi di lintah yang menempel di dada kirinya.. “Ria .. sorry.. bisa dibuka BH nya semua ? aku takut kalau lintahnya lepas malah jatuh ke dalam cup BH.. bisa berabe nanti.. ” Ria mengangguk menuruti permintaanku yang ditunjang mimik serius itu.. ia menjulurkan kedua tangannya ke belakang punggung dan… tassss.. terlepaslah kedua buah dada cantik itu dan bergelayut dengan menantang. Begitu dekatnya mataku sehingga aku bisa melihat urat-urat birunya di sepanjang buah dada itu. Tangan kananku memegang buah dada kirinya, mengangkatnya.. “sssss… mau diapain mas..?” bisiknya mendesis geli..” supaya garamnya ngga kemana-mana..” jawabku seenaknya.. lalu kutaburi lagi lintah itu dengan garam seraya menempelkan jari telunjukku di ujung putingnya.. “mmass..”

Maria menatap mukaku dengan mata sayu karena geli.. tubuhnya mulai menggeliat pelan.. beberapa detik kemudian lintah itu menggeliat-geliat dan dengan mudah kutarik dan kubuang…. Maria meringis ketika sedotan lintah itu terlepas.. Lalu kuturunkan mukaku, kudekati bibirku ke bekas gigitan lintah yang berwarna biru itu, lalu perlahan-lahan kujilat.. “perih Ria..?” tanyaku.. “ehhhh.. g..geli..” rintihnya ketika aku mulai mengecup-ngecup dadanya.. mula-mula perlahan.. kemudian sedikit keras.. dan akhirnya kusedot dengan kuat.. “Ehhhhh mmas Rafiii..?!?!?” rengeknya sambil menjambak rambutku.. mungkin maksudnya ingin mencegah.. tapi tak kulihat usaha sungguh-sungguh ke arah itu.. perlahan tapi pasti kuperluas areal sedotanku bukan hanya di bekas gigitan lintah tapi bergeser menuju putingnya..terus.. semakin dekat.. semakin dekat… dan…. “AUUUUUUWWW… !!!”

Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar…

kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu.., kiturunkan wajahku mendekati selangkangannya.. sekilas kulihat Maria mengangkat kepalanya ingin melihat apa yang akan kulakukan di selangkangannya.. kutempelkan bibirku di paha dalam kanannya.. bukannya kusedot, malah kutelusuri paha bagian dalam itu ke atas mendekati vaginanya. Bau khas vagina perempuan menusuk hidungku.. dan aku sangat hafal.. bahwa ini bau vagina yang sudah banjir !! “Ehhh…hhhhhh…ssssss masss.. ” desisnya sambil menggoyang pinggulnya ke kiri dan kanan. Bibirku sampai sudah di vaginanya. Kukecup CD nya yang sudah basah oleh cairan vagina Maria.. lalu dengan jari telunjukku kukuakkan CD di selangkangannya itu ke samping sehingga tampak belahan vaginanya yang sudah mulai terbuka namun masih tampak sempit itu.. kukecup bibir vaginanya..kunaikkan bibirku ke arah atas dan kutemukan bagian yang menonjol sebesar biji kacang lalu tiba-tiba…….kukecup dan kusedot-sedot..

“AAAAHHH…ssss…MASSS” jeritnya sambil tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil menjambak rambutku untuk menghentikan aktifitasku..”mas..please..MAS RAFI..PLEASE… j..jangan mass.. nanti Ria keterusan… OUUUHHH..” lenguhnya ketika tanpa menghiraukan kata-katanya aku mulai memasukkan dan menggerak-gerakkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menghentikan jilatanku, kuangkat wajahku ke hadapan wajahnya.. kami berdua kini berada dalam posisi duduk…Kaki Maria mengangkang .. sedangkan aku berlutut di hadapannya.. kupandang wajah cantik yang kini tak berani memandang langsung mataku.. matanya hanya memandang bibirku yang semakin dekat ke bibirnya.. semakin dekat dan.. Maria memejamkan matanya.. tangannya naik memeluk leherku.. tanganku memeluk bahunya dan merapatkan buah dadanya ke dadaku..kamipun berciuman dengan mesranya.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk itu.. sesekali kulepas bibirnya dan ku kecup kupingnya seraya membisikkan kata-kata mesra.. “Aku sayang kamu Ria.. kamu cantik sekali..” kemudian kulanjutkan ciumanku dengan kuluman lidahku dalam mulutnya.. Maria ternyata cukup mahir dalam hal cium mencium.. ia melumat habis bibirku dan menjelajah bersih seluruh rongga mulutku.. masih sambil menciumi bibirnya.. perlahan-lahan kubaringkan dan……

BACA JUGA : NGENTOT DENGAN KAKAK KANDUNG KU SENDIRI

Kutindaih tubuh sintal Maria dengan tubuh tegapku sehingga buah dadanya yang besar itu serasa hendak pecah tergencet oleh dadaku.. dengan cepat kuturunkan celana dalamku sehingga penisku seakan meloncat keluar dan berdiri tegak mencari tempat berlabuh.. dengan lembut kubimbing tangan kanan Maria ke selangkanganku dan kugenggamkan penis gemukku itu di tangannya. Sambil menggigit dan mengecup bibirku, mata perempuan itu mendelik ketika tangannya memegang raksasa kecil di selangkanganku itu..tangannya secara refleks mulai bergerak maju-mundur..maju-mundur.. my god.. nikmatnya.. betapa nikmatnya kocokan seorang anak perawan yang ibunya pun sering kusetubuhi.. kedua tanganku turun ke pinggang Maria dan dengan cepat menurunkan CD nya..
Tiba-tiba Maria meronta, tangannya melepaskan penisku dan berpindah menahan CD nya agar tidak diturunkan.. ia melepaskan bibirnya dari ciumanku dan dengan nafas tersengal-sengal ia mendesah “mas Rafi.. j..jangan mass.. Ria takut keterusan.. Ria takuut… Ria belum siaap…” Aku mengecup kening dan pipinya dengan penuh kasih sayang..”sh..sh..sh..sh..sh…. jangan takut sayang.. ibumu mengalami hal ini 3 tahun lebih dulu dari usiamu yang sekarang.. dan dia ngga menyesal kan?” “Oke..kalau begitu kita akan bermain tanpa mengganggu keperawananmu.. aku akan memasuki hanya kalau kamu minta.. setuju??” Ria tersenyum lega dan mencium bibirku. Tangannya kembali mengocok penisku dan akupun dengan leluasa menurunkan CD nya.. akhirnya… Kaami berdua bergumul dengan penuh nafsu dalam keadaan telanjang bulat… Maria mulai menggelinjang-gelinjang histeris “Ouww..maaaass..maaaasss.. gellliiihhh aouww..” .. terutama bila kugesekkan penis raksasaku ke klit nya. Untuk menambah kenikmatan gesekan itu..

Maria mengangkat kedua pahanya sehingga kepala penisku menusuk-nusuk klitnya yang….ya ampuuun…sudah sangat bengkak itu… tiba-tiba kurasakan hal yang aneh di kedua pahaku…ya ampuuun.. lintah-lintah kurang ajar itu ternyata dengan santainya masih menikmati darahku.. Kuhentikan kegiatanku “Ria.. tolong aku ya?? Tolong buang lintah-lintah di kakiku..” Ria tertawa seraya mendorong badanku ke samping “Ya ampun..mas.. saking asyiknya Ria jadi lupa..” “Kamu ngerasa asyik Ria ?” tanyaku memancing. Mariia tertunduk sambil tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Pernah ngerasain asyik yang seperti ini dengan orang lain ? Pancingku lagi.. c’mon Fi.. cut it out.. it’s none of your business.. tapi aku penasaran mendengar jawabannya.. sambil masih terus menunduk Maria menggelengkan kepalanya.. tampak ia menggigit bibirnya tanda menahan rasa malu.. yessss so I am the first time.. yessss…. to be the first selalu memberikan kebanggaan tersendiri… yesss .. (dasar laki-laki !! first time aja diributin !!). Aku berbaring sambil mengangkang, mata Maria tak bisa lepas dari penis gemukku yang masih berbaring tegak dengan kepalanya yang nyaris menyentuh puser. Tangannya menaburkan garam di tubuh lintah-lintah sialan itu.. dan tak lebih dari semenit, binatang menjijikkan itu sudah pada berjatuhan.

Maria melemparkannya jauh-jauh.. lalu langkah berikutnya ? Maria mendekatkan mukanya ke arah selangkanganku perlahan-lahan.. semakin dekat.. semakin dekat.. dan terasa paha bagian dalam kaki kiriku di sedot.. setelah beberapa saat ia berpindah meneyedot bekas gigitan lintah di kaki kananku.. ketika itu kugesekkan penis raksasaku d pipinya ..tiba-tiba ia melepaskan sedotannya lalu membaringkan kepalanya di atas penisku lalu seraya memejamkan mata ia membelainya dengan pipi kanan dan kiri.. seperti sedang menyayangi anak kucingnya.. lalu ia menciumi dan menjilati batang penisku dari arah testis keatas..terus ke atas.. perlahan tapi pasti terus ke atas… sejenak ia berhenti di urat di bawah kepala penisku dan menggigitnya..”Yaaaahhh..ouwww Ria.. enaknya.. belajar dari mana kamu..?” “movie..” jawabnya pendek dan seketika itu juga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengamblaskan seluruh penisku ke dalam mulutnya… sungguh kasihan melihat Maria di saat itu.. ia persis seperti seorang anak yang memasukkan 2 buah pisang ambon ke dalam mulutnya… besar sekali..

Kemudian ia menaikkan kepalanya naik.. turun..naik.. turun.. tiba-tiba naik-turun, naik-turun, kebih cepat lagi..lebih cepat lagi… aku bangkit duduk dan membelai punggung mulus Maria, yang dilanjutkan dengan meremas kedua buah dada besar anak gadis itu terasa benar kenyanya di telapak tanganku..”Mmmmhhh..Emhhhhh…Emhhhhhhh” ia menjerit-jerit sambil terus mengulum ketika kuperas keras-keras kedua buah dadanya… tiba-tiba aku berbaring kembali, namun tubuhku kupindahkan sedemikian rupa sehingga wajahku tepat berada di bawah vaginanya..yess 69 position.. dan… kubenamkan wajahku dalam hutan lebat milik perawan ini.. Aku menjilati seluruh bagian bibir luar maupun dalam vagina Maria.. Perempuan itu menggelinjang-gelinjang dengan dasyat di atas perutku. Ia juga tak menolak ketika kuselipkan lidahku ke dalam vaginanya..semakin dalam.. semakin dalam.. lalu dengan lidah ditegangkan aku menggerakkan mukaku maju-mundur di bawah vagina Maria.

Perempuan itu sungguh-sungguh sedang dalam puncak birahinya sehingga ia benar-benar lupa diri.. satu-satunya hal dalam benaknya adalah.. kepuasan seksual.. apapun itu namanya… Kugulingkan kembali Maria, lalu kutindih tubuh sintalnya.. kembali kuciumi kuping dan lehernya.. mata Maria tampak terpejam dan kulihat ia sudah mengangkangkan pahanya seakan menanti sesuatu.. aku agak ragu-ragu melihat sikapnya itu.. tapi tak ada salahnya mencoba.. kuarahkan kepala penisku ke dalam vaginanya. Kutempelkan di pintunya yang sempit itu.. tak ada perlawanan.. hanya rintihan penantian yang menggairahkan.. “mas.terus masss…” aku mulai memasukkan penisku ke dalam vagina sempit itu.. 1 cm..3 cm.. 5 cm.. Maria menggigit bibir.. ia menghayati betul masuknya penisku centi demi centi… 7 cm.. “aaaaahh…..” 10 cm… “aaaAAAHH…” dan…16 cm

..”AAAAAAAAHHHHH…”BLESSSSS.. amblas sudah keperawanan Maria. Tampak darah segar meleleh dari vaginanya dan membasahi bivak di bawah. Maria menggigit bibir..alisnya berkerut..expresinya menunjukkan ia sedang merasakan kesakitan… buah dadanya yang bergeletar kesana kemari kuremas dan kusedot… tiba-tiba aku mulai menggenjot penisku keluar masuk vagina Maria.. “aaahhhh..mas…aduh enaknyah..aduh enaknyahhh..aaaahhhh..”

Maria menjerit-jerit histeris mirip tantenya Atika. Gerakanku semakin cepat dan semakin cepat.. tiba-tiba kurasakan otot-otot vagina Maria berkontraksi.. seluruh tubuh wanita itu menegang..Maria memelukku dan mencium bibirku erat-erat…Juga pinggulnya berputar semakin cepat.. Aku semakin cepat menggenjot penisku.. makin cepat.. makin cepat.. tiba-tiba kurasakan sesuatu menyemprot dari penisku… “RIIIAAAAAA…” “mmas RAFIII…AAAAAAHH…” crat..crat..crat..crat…crat….. aku menembakkan spermaku seraya menerima siraman air panas dari vaginanya. Kami terhempas setelah mengarungi samudera birahi penuh nafsu ini. Maria memejamkan matanya. Tampak ada air mata meleleh di ujungnya.. “Ria bahagia mas…Ria puas..” Kami saling bercumbu mesra sambil berpelukan selama kurang lebih lima belas menit, sebelum memutuskan untuk menggunakan baju lembab dan meneruskan perjalanan ke Batu Sumur. Survey itu sukses, dan aku sempat sekali lagi bersetubuh dengan Maria disebuah motel di Bogor sebelum kembali ke rumah.

Sampai bulan ke 6, aku menjalani kehidupan sex yang paling mengggairahkan selama hidupku. Setiap minggu aku harus menyetubuhi at least mbak Eva dan anaknya Maria… juga Atika bila suaminya berlayar.. Sesudah bulan ke-6 aku kembali ke Jakarta. Hubunganku dengan Maria berlanjut hingga kini. Mbak Eva hanya tau bahwa kita pacaran, tanpa tahu bahwa hubungan kami sudah seperti suami istri. Semenjak aku menjalin hubungan serius dengan Maria, aku berhenti berhubungan sex dengan mbak Eva. Janda cantik itu setahun kemudian menikah dengan seorang duda tanpa anak. Atika melahirkan seorang anak hasil hubungannya denganku. Namun, suaminya hanya tahu bahwa itu adalah anaknya. Atika mendapatkan sensasi yang luar biasa karena bisa memperoleh anak dari bukan suaminya. Sensasi ini berupa perasaan dendam yang terbalas. Aku hidup bersama dengan Maria yang tak pernah mengetahui hubunganku dengan ibu dan tantenya…dan aku menghentikan petualangan sex ku setelah Maria ada di sisiku..at least sampai hari ini… entah besok, atau lusa..