Rabu, 23 Oktober 2019

Cerita Dewasa Menggairahkan | Gairah Ibu Dokter yg Menjanda

Gairah Ibu Dokter yg Menjanda

 Ditanganku waktu itu ada hasil kontrol USG yang tunjukkan gambar janin berusia 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebetulnya bukan untuk lihat janin ini tapi untuk mengecek perutku sebab beberapa minggu ini saya merasakan seringkali mual-mual serta tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa. 
Saya tidak menduga jalinan badanku dengan Ferry akan membuatku hamil secara cepat, walau sebenarnya jalinan tubuh pertamaku dengan Ferry baru mencapai bulan ke-3. Namaku Yunita, satu orang dokter di Bandung yang sedang ambil spesialisasi mata waktu narasi ini berlangsung. Umurku waktu itu seputar 36 tahun serta dengan status janda cerai dengan satu anak wanita ABG. 

Bekas suamiku dokter pakar penyakit dalam yang terakhir saya tahu punyai kelainan seks, yakni bisex (senang wanita serta lelaki). Hingga sebab tidak tahan pada akhirnya saya meminta cerai sesudah ayahku wafat. Perceraian serta kehilangan ayah membuat saya jadi bingung, ditambah lagi bagiku ayahku ialah segalanya. 

Kegamanganku itu rupanya bisa dibaca serta digunakan oleh dokter NL, satu orang dokter senior yang benar-benar dihormati di kotaku yang sekaligus juga jadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya ia pada akhirnya dapat membawaku ke ranjangnya tanpa ada banyak kesusahan. Affair kami awalannya berjalan cukup panas sebab kami punyai banyak peluang bersama dengan untuk mengerjakannya di mana saja kami ingin, seperti dalam tempat praktik, di rumah sakit, di dalam rumah dokter NL (waktu ada istrinya) serta di pesawat kecil (dokter NL ini ialah satu orang pilot). 

Sebab alasanku terkait dengannya untuk isi kekosongan figur satu orang ayah, karena itu saya sebelumnya tidak demikian perduli dengan kualitas hubungan seksual yang saya bisa yakni jarangnya saya mendapatkan orgasme. Jalinan kami inipun belum pernah membuatku sampai hamil meskipun kami seringkali mengerjakannya pada periode suburku tanpa ada pengaman. 

Sebab ketidaksamaan usia yang cukup jauh, pelan-pelan saya mulai ada rasa jemu setiap saat terkait tubuh dengan pembimbingku ini. Ditambah lagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh rekan-rekan kuliahku yang otomatis mulai menghalangi program spesialisasiku. Pada akhirnya dalam satu acara reuni kecil-kecilan SMAku, saya berjumpa dengan sahabat-sahabat lamaku, terhitung Ferry. 
Saya serta Ferry sebetulnya pada saat di SMA berteman benar-benar dekat hingga beberapa rekan memandang kami pacaran. Tetapi sesudah lulus SMA, Ferry pilih untuk berpacaran dengan sahabatku lainnya yang selanjutnya jadi istrinya. Jika awalnya saya seringkali terkait dengan istrinya Ferry, serta ke-2 anak kami berteman. 

Tetapi sesudah acara reuni itu, saya jadi seringkali bekomunikasi kembali dengan Ferry, baik melalui telephone atau SMS. Pada akhirnya Ferry jadi rekan curhatku, terhitung permasalahan affairku dengan dokter NL serta entahlah mengapa saya menceritakannya dengan detil sampai ke tiap insiden. Ferry ialah pendengar yang baik serta ia benar-benar belum pernah langsung menghakimi apa yang sudah kulakukan, khususnya sebab tahu benar latar belakangku. 

Komunikasiku dengan Ferry sejumlah besar sepengetahuan istrinya, meskipun detailnya cuma jadi rahasia kami berdua. Jika saya telah jemu teleponan, terkadang ia mengajakku berjalan-jalan untuk bercakap langsung hingga pelan-pelan saya bisa mulai lupakan afairku dengan dokter NL serta coba membina jalinan yang baru dengan beberapa lelaki yang diperkenalkan oleh teman-temanku. 

Sayangnya saya seringkali kurang merasakan sreg dengan mereka, khususnya sebab mereka tidak dapat pahami tentang jam kerja satu orang dokter yang sedang ambil kualiah spesialisnya. Kembali lagi jika ada permasalahan dengan rekan-rekan priaku ini saya sharing pada Ferry yang jadi anak satu orang dokter Ferry memang dapat juga mengerti kesulitanku dalam mengelola waktu dengan mereka. 
Sampai dalam satu siang saya ajak Ferry untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan digunakan jadi tempat reuni besar SMAku. Saya ingin meminta pendapat Ferry mengenai bagaimana penataan acaranya kelak sesuai dengan sarana yang ada disana. Seperti biasa selama jalan kita banyak bercakap serta bercanda, tetapi entahlah mengapa percakapan serta gurau kita berdua kesempatan ini seringkali menyentuh sekitar pengalaman serta fantasi dalam hubungan seksual semasing. 

Sesekali kita bercanda tentang “perabot” kita semasing serta apa yang menyukai dikerjakan dengan 
“perabot” itu waktu bersetubuh. Entahlah mengapa dari percakapan yang sebetulnya makin banyak bercandanya ini membuat saya mulai sedikit terangsang, putingku terkadang mengeras serta vaginaku mulai berasa sedikit berlendir. Waktu saya lirik celananya Ferry kelihatan lebih mencolok yang mungkin sebab penisnya berereksi. 
Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa jalinan tubuh di waktu dulu yang paling terkesan kenikmatannya. Tanpa ada berasa pada akhirnya kami sampai di dalam rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberikan beberapa pesan pada mamang penjaga rumah serta tukang kebun yang berada di sana untuk menyiapkan rumah itu sebelum pada akhirnya bawa Ferry berkeliling-keliling rumah. 


Seperti waktu SMA dahulu, percakapan kami terkadang diselingi dengan sama-sama bergandengan tangan, sama-sama peluk serta rangkul atau sebatas mengelus-elus kepala serta pipi. Sesudah usai berkeliling-keliling kami kembali pada ruangan tengah yang memiliki perapian yang biasa digunakan menghangatkan ruang dari udara malam Lembang yang cukup dingin. 
Disana Ferry kembali memeluk pinggangku dengan ke-2 tangannya dari depan hingga kami dalam tempat bertemu. Pelukannya itu saya balas dengan memeluk leher serta bahunya hingga kami kelihatan seperti pasangan yang sedang berdansa. 
“Mmmmpppphhhh ……” Ferry mendadak memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat serta lembut. 
Meskipun waktu itu saya betul-betul terkejut, tetapi entahlah mengapa saya merasakan suka sebab di cium oleh orang yang saya kira benar-benar dekat denganku. 
Dengan jantungku berdebar saya selanjutnya membulatkan tekad untuk membalas ciumannya hingga kami berciuman lumayan lama dengan diselingi permainan lidah mudah. 
“Ahhh…….” Tanpa ada sadar saya mendesah waktu ciuman pertama kami itu pada akhirnya selesai. Sekejap sesudah bibir kami terlepas, saya masih pejamkan mata dengan muka sedikit menengadah serta bibir yang 1/2 terbuka untuk nikmati sisa-sisa ciuman barusan yang masih demikian berasa olehku. Saya baru tersadar sesudah Ferry menyimpan telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka serta memandangku dengan lembut sekalian tersenyum.

Selanjutnya ia menarik kepalaku ke dadanya hingga saat ini kami sama-sama berangkulan dengan eratnya. Jantungku makin berdebar serta nafasku mulai tidak teratur, ciuman barusan sudah menghidupkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian lelaki. Tanpa ada menanti lama, saya ambil ide untuk meneruskan ciuman kami dengan memangut bibir Ferry terlebih dulu sesudah lakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya. 

Kesempatan ini saya inginkan ciuman yang lebih “panas” hingga tanpa ada sadar saya memangut bibirnya lebih agresif. Ferry langsung membalasnya lebih ganas serta agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku serta bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang terus-menerus serta berbalasan membuat badan kami berdua pada akhirnya kehilangan kesetimbangan sampai jatuh terduduk di atas sofa. 

Tangan Ferry mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih di luar pakaian kaosku tetapi selang beberapa saat tangannya telah masuk ke kaosku. Ke-2 cup-BHku telah dibuatnya terangkat ke atas hingga ke-2 buah dadaku dengan gampang dijangkaunya langsung. Jari-jarinya dengan benar-benar mahir dalam mendustai putting buah dadaku. 
Bibir Ferry memulai menciumi leher serta ke-2 kupingku hingga memunculkan rasa geli yang sangat benar-benar. Terus jelas dengan tindakan Ferry itu saya jadi benar-benar terangsang serta membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum semenjak putus dengan dosen pembimbingku praktis saya belum pernah tidur dengan lelaki lain. 

Saya waktu itu sangatlah mengharap Ferry selekasnya memintaku untuk bersetubuh dengannya atau tingkatkan agresifitasnya mengarah persetubuhan. Saya rasakan vaginaku sangatlah basah serta saya mulai susah berpikir jernih sebab dikontrol oleh berahi yang makin mencapai puncak. Sebaliknya Ferry terlihat masih merasakan cukup hanya mencium meremas buah dadaku saja yang membuat saya makin tersiksa sebab makin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri. 

“To, kamu ingin gak ML sama saya saat ini ?” Beberapa kata itu melaju demikian saja dengan mudah dari mulutku dimana dalam keadaan biasa benar-benar mustahil saya berani mengawalinya. Cukup dengan lihat Ferry menjawabnya dengan anggukan sekalian tersenyum, saya langsung meloncat dari sofa serta berdiri di depan Ferry sekalian melepas kaos atas serta BHku dengan tergesa-gesa. Lihat itu, Ferry membantuku dengan melepas kancing serta risleting celana jeansku hingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah. 

Ferry satu kali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai lepas sampai membuat tubuhku betul-betul telanjang bundar tanpa yang menutupi. Tanpa ada malu-malu, saya selanjutnya menubruk Ferry di sofa untuk selanjutnya duduk dipangkuannya dengan tempat ke-2 kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman dengan ganasnya sekalian ke-2 tangan Ferry mulai meraba-raba serta meremas-remas badan telanjangku samping bawah.. 
“Akkhhhhhh ….” Saya menjerit pendek waktu Ferry masukkan jari tangannya ke liang senggama dari vaginaku yang telah mengangkang di pangkuannya. Tanpa ada menanti lama mulut Ferry langsung juga menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kesenangan yang telah lama tidak kunikmati. Ferry makin agresif dengan masukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat pergerakan badanku makin liar. 
Gerakanku yang telah semakin tidak teratasi rupanya membuat Ferry kerepotan, lalu dengan perlahan-lahan ia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar dibawah sofa. Selanjutnya dengan tenang Ferry mulai buka pakaiannya satu-satu sekalian memperhatikan badan telanjangku didepannya yang menggelepar resah oleh berahiku yang sangatlah mencapai puncak. 
Lihat Ferry memandangiku semacam itu, ditambah dengan masih kenakan pakaian komplet, mendadak saya jadi benar-benar malu hingga saya capai bantal paling dekat untuk menutupi muka serta dadaku sedang pahaku saya merapatkan agar kemaluanku tidak kelihatan Ferry . Tidak lama kemudian saya rasakan Ferry buka pahaku lebar-lebar serta tanpa ada menanti semakin lama kurasakan penisnya mulai lakukan penetrasi. 

BLESSSSSS ……kurasakan penis Ferry melaju dengan mulus masuk liang senggamaku yang telah becek sampai hampir sentuh leher rahimku. 

“Uhhhhhhmmmm ….” Saya keluarkan suara lenguhan dari balik bantal nikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang telah saya mengenal lebih dari 20 tahun. 
“Katanya barusan ingin ngajak ML ….” Kata Ferry sekalian ambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sekalian tersenyum merayu. 
“Sok atuh diawali saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah sebab masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Ferry langsung memunculkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku. 


Ferry mengait ke-2 kakiku dengan tanganya hingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuat lebih bebas menggerakkan pinggulnya dalam lakukan penetrasi seterusnya. 
“Ferryoo…..ohhhh…ahhhhh….. sangat nikmat …Ferryoo….” Saya mulai meracau kesenangan. Ke-2 kakiku selanjutnya dipindah ke atas pundak Ferry hingga pinggulku lebih terangkat, sedang Ferry sendiri badannya saat ini jadi 1/2 berlutut. 
Tempat ini membuat sodokan penis Ferry makin banyak tentang sisi atas dinding liang senggamaku yang nyatanya datangkan kesenangan mengagumkan yang tidak pernah saya bisa dari lelaki yang pernah meniduriku awalnya. 
“Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” saya mulai meracau dengan pilihan bahasa yang tidak termonitor . Saya lihat tempat Ferry selanjutnya beralih dari berlutut jadi berjongkok hingga ia dapat mengayun penisnya lebih panjang serta lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Ferry. 

Ayunan penisnya yang panjang serta dalam seakan-akan tembus sampai ke rahimku dengan terus-terusan hingga kemudian saya mulai sampai orgasmeku. 
“Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus sebab guncangan badanku. Ferry memberi respon dengan kurangi kecepatan ayunan penisnya sekalian turunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Pada akhirnya gelombang orgasmeku hadir bergulung-gulung, bola mataku terangkat sekejap mengarah atas hingga tinggal putih matanya saja serta ke-2 tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri. 
Ferry memberi kecupan-kecupan kecil waktu nafasku masih terengah-engah sekalian masih memaju mundurkan dengan perlahan penisnya yang masih keras menanti saya siap kembali sebab ia sendiri belum sampai ejakulasi. Sesudah nafasku mulai teratur, saya peluk Ferry lalu kami berciuman dengan penuh hasrat serta kenikmatan untuk set ke satu ini. 



“Yunita, saya bisa meminta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku 
“Tentu saja sayang, kamu bisa meminta apa dari saya …” Saya menjawab sekalian tersenyum manis kepadanya. Ferry dengan berhati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, selanjutnya dengan pelan-pelan ia cabut penisnya dari vaginaku. 
“Uhhhhhhhh ….” Saya medesah sebab menganggap geli bersatu nikmat waktu penisnya dicabut. 
Saya lihat penis Ferry masih mengacungkan keras serta sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat kelihatan benar-benar basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang pas dibawah selangkanganku sangat basah oleh cairanku langsung mengalir ke karpet tanpa ada terhambat bulu-bulu kemaluanku. 

Vaginaku hanya berbulu sedikit seperti beberapa anak gadis yang baru ingin puber, itu juga cuma berada di sisi atas dekat perutku, hingga saya tak perlu repot mencukurnya. 
“Ayo Lan, balikkan badan kamu” Pinta Ferry padaku Sesudah sukses mengankat tubuhku sediri, saya lalu mengubah tubuh untuk ambil tempat menungging jadi persiapan lakukan persetubuhan doggy model sesuai dengan permohonannya barusan. 
Saya rasakan Ferry medekat sebab penisnya telah berasa melekat di belahan pantatku dekat liang anus. Tempat ke-2 kakiku ia betulkan sedikit untuk mempermudahnya lakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali ke-2 penisnya masuk ke liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Saya melenguh dengan kerasnya ikuti masuknya penis itu. 
Kurasakan penis Ferry mulai bergerak maju mundur, bukan karena hanya pergerakan pinggulnya saja dan juga sebab dengan tangannya Ferry menarik serta menggerakkan pinggulku sesuai arah pergerakan penisnya ia hingga saya seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya. 

“Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Saya terus menerus mengeluh kesenangan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Ferry. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Saya mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … mendadak kudengar suara pintu yang dibuka. 

“Neng Yunita … ada apakah Neng ?” Saya dengar suara penjaga rumahku menanyakan dengan suara grogi. Rupanya ia dikejutkan waktu dengar lolonganku barusan yang membawanya hadir kesini, tetapi pada akhirnya jadi lebih terkejut sesudah lihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya. 
juga siapa yang menduga kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruangan keluarga yang terbuka serta masih ada yang tinggal di rumah yang lain. 

“Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Yunita nih …” Kudengar Ferry menjawab dengan tenang tanpa suara terkejut atau grogi seakan-akan tidak berlangsung apa-apa, serta tanpa ada hentikan pompaan penisnya. Cuma kecepatannya saja dikurangi hingga tidak ada bunyi-bunyian ramai yang datang dari beradunya kemaluan-kemaluan kami 
“Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Saya tidak dapat meredam erangan nikmatku meskipun saya benar-benar terkejut ketahuan sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang telah megenalku semenjak kecil 
“Aa..aduh punten Neng Yunita … punten Agan … Mamang tidak paham Agan-agan sedang repot ini, Mamang barusan takut ada apa-apa denger suara Neng Yunita seperti menjerit” Sambungnya dengan muka pucat sesudah sadar apa yang dilihatnya. 
“Ya telah pak, Neng Yunita gak apa-apa kok” Kudengar jawaban Ferry “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Saya coba membantu menjawab tanpa ada lihat ke arahnya tetapi justru jadi bersatu desahan sebab saya betul-betul sedang dalam kendali kesenangan dari pergerakan penis Ferry.

“Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah ingin ke belakang lagi” kata Mamang sebelum selanjutnya berlalu lenyap dibalik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Ferry kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh 
“Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Saya kembali menjerit-jerit serta bahkan bisa saja lebih keras dari mulanya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir , beberapa ada mengalir turun melalui ke-2 pahaku beberapa ada yang naik lewat belahan pantatku sebab terpompa oleh penis Ferry. 
Ketahuan oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang mencekam, tetapi sekaligus juga membuat saya makin terangsang sesudah lihat sendiri Ferry dapat menanganinya dengan tenang. 
“Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Ferryo….geliii …“ Teriakku waktu jari-jari Ferry mulai mendustai liang duburku yang sudah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh …. 

Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku saat Ferry justru masukkan jari tangannya ke liang duburku sesudah dilumasi cairan vaginaku terlebih dulu. Karena sangat sakitnya saya sampai coba mengulurkan tangan kananku mengarah duburku untuk menangkis tangannya tetapi gagal. 
Tetapi seperti waktu pertama-tama vaginaku diperawani oleh bekas suamiku dahulu, rasa sakit itu semakin lama hilang serta bertukar jadi rasa nikmat yang benar-benar berlainan. Meskipun tidak senikmat penis Ferry yang berada di liang senggamaku, tetapi penambahan pergerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku makin bergairah. Mendadak kurasakan pergerakan Ferry jadi tidak teratur , penisnya seperti berdenyut-denyut di liang senggamaku sedang nafasnya seperti ditahan-tahan. 
Mungkin Ferry akan ejakulasi ? Pikirkan hal tersebut, saya jadi lebih bergairah ke arah orgasmeku yang ke-2. 
“Lan… Yunita…sepertinya saya akan keluarrrr …. 

“ Kata Ferry dengan sedikit ketahan 
“T…ttung…ggguu sesaat To …. Yunita sss … telah …hhhaampir dapppatt lagi” Saya mengharap dapat orgasme berbarengan saat Ferry ejakulasi, waktu itu tangan kananku telah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri. 
“Ahhhhh …” saya menjerit ketahan waktu Ferry mencabut tangannya dari liang duburku Ferry saat ini menggunakan ke-2 tangannya itu untuk meredam pinggulku sekalian menekan-nekankan penisnya yang berdenyut semakin kencang. 
“Yunitaaaa …ga dapat saya tahan …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Ferry mengeluh ketahan waktu ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… saya rasakan ada 3x semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil. 
Semburan air mani yang hangat pada akhirnya membuat saya selekasnya memperoleh orgasmeku yang ke-2. 

“Ferryoo…. Sangat nikmat ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. betul-betul kamu nikmat” saya mulai meracau dengan suara perlahan sebab sangatlah lemas. Meskipun penis Ferry masih berasa keras sesudah ejakulasi, badanku telah begitu lemas untuk dapat meredam tubuhku sendiri dalam tempat menungging. Saya pasrah saja saat Ferry mengubah badanku tanpa ada melepas penisnya dari tubuhku. 
Meskipun kami bersetubuh lumayan lama, tetapi sedikit keringat yang keluar karena udara Lembang yang cukup sejuk, tetapi saya lihat badan Ferry masih cukup berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami selanjutnya berciuman serta berangkulan dengan mesra, belum pernah terbersit dalam pikiranku sampai pagi barusan sebelum pergi kesini jika saya akan bersetubuh dengan teman dekat dekatku sendiri. 
Tetapi saya hampir tidak ada rasa menyesal sudah mengerjakannya, walau sebenarnya waktu saya pertama-tama disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Yunita, kamu dapat menikmatinya sayang ?” Ferry berbisik di telingaku 
“Enak sekali To, baru kesempatan ini saya rasakan nikmat yang mengagumkan ” Jawabku dengan lembut 
“ Terima kasih ya To” Ferry membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di lain sisi saya rasakan Ferry mulai menggerakkan penisnya maju mundur meskipun masih dengan perlahan-lahan. 

Waktu itu saya sangatlah kecapekan dengan persetubuhan dua set barusan hingga tidak siap untuk meneruskan ke set selanjutnya. 
“To, saya sudah kecapean saat ini … jika kamu masih ingin , kita teruskan sesudah saya istirahat sesaat. Bisa kan ya sayang ?” Saya coba menampik Ferry meneruskan tujuannya dengan sehalus mungkin. 
Ferry rupanya dapat pahami serta hentikan pergerakan penisnya, jadi alternatifnya saya lakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Ferry yang masih keras saja sampai saat ini meskipun telah berejakulasi. Ia keliatannya benar-benar menikmatinya hingga kemudian berejakulasi meskipun semprotannya tambah lebih lemah serta lebih sedikit dari yang pertama. 
“Uuuuuuuuhhhhhh ….” Saya kembali melenguh waktu Ferry menarik penisnya yang mulai melunak. Kami selanjutnya meneruskan percakapan kami tanpa ada kenakan pakaian dahulu, tetapi saya masih tutup badanku dengan selimut yang disiapkan dekat perapian sebab walaupun begitu saya masih sedikit ada perasaan risi bertelanjang bundar di muka teman dekat laki-lakiku. 

Ferry nyatanya benar-benar terkejut waktu tahu saya tidak menggunakan kontrasepsi serta benar-benar menyesal telah keluarkan spermanya di tubuhku. Saya coba tenangkan dianya jika akulah yang inginkan ia berejakulasi di tubuhku, juga sampai kini baik bekas suamiku atau dosen pembimbingku tetap mengeluarkannya di serta saya cuma dapat hamil di tahun pertama pernikahan kami. Saya katakan jika baru dengan Ferry saya dapat 2x alami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai saya merasakan kelelahan, walau sebenarnya awalnya cuma terkadang saja dapat sampai orgasme. 

Ferry katakan jika ia tetap berupaya memprioritaskan pasangan-pasangannya mendapatkan orgasme lebih dulu, minimum sekali, sebelum ia berejakulasi. Waktu saya balik bertanya memangnya pernah meniduri berapakah wanita, ia cuma nyengir saja. Sesaat ada perasaan cemburu tahu jika saya bukan wanita hanya satu tidak hanya istrinya yang ia tiduri, tetapi saya berupaya redam perasaan itu sebab arah jalinan kami bukan semacam itu. Ferry selanjutnya memintaku untuk bersedia lakukan macam jalinan anal dengannya, saya sempat terkejut serta menampik permohonannya. 
Ditambah lagi jika mengingat sakitnya liang duburku waktu ia masukkan jari tangannya, ditambah lagi jika penisnya yang besar serta keras itu ? Tetapi waktu saya lihat pandangan memohonnya, hatiku jadi luluh serta katakan ke ia jika saya tidak ingin sering-sering mengerjakannya sebab takut bentuk anusku beralih mencolok. Kami selanjutnya sempat tertawa-tawa waktu mengulas mengenai momen tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh dengan cara langsung karena lolongan serta jeritan erotisku. 





Share This
Previous Post
Next Post

0 komentar: